Borong, Vox NTT-Belasan tokoh masyarakat Kecamatan Elar dan Elar Selatan, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, NTT, membuat surat terbuka kepada Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Kamis (14/12/2017).
Surat terbuka itu meminta kepada Presiden untuk menjadikan jalan di dua daerah itu menjadi jalan negara dari sebelumnya status jalan kabupaten dan provinsi. Sampai hari ini kondisi jalan rusak parah dan tidak kunjung diperhatikan.
Berikut isi surat dari masyarakat Elar dan Elar Selatan yang diterima VoxNtt, Kamis (14/12/2017).
JADIKAN JALAN STRATEGIS INI SEBAGAI JALAN NEGARA
Kepada
Yth. Bapak Presiden RI Joko Widodo,
Bapak Presiden terkasih, inilah gambar buram wajah pertiwi (tepatnya di Wukir, desa Sangan Kalo, Kecamatan Elar Selatan, Kabupaten Manggarai Timur, Propinsi NTT), yang sedang Bapa Presiden tata dan tingkatkan (Foto). Di belahan pulau Flores, tanah FLOBAMORA yang bagian baratnya terkenal dengan binatang purba KOMODO, dengan pulau-pulau kecil nan indah permai, ternyata menyimpan tragedi, yang sudah berpuluhantahun didiamkan, dan buruknya oleh masyarakat diterima sebagai kehendak Tuhan yang mahaesa.
Nama Wukir atau kecamatan Elar dan Elar Selatan mungkin tidak masuk dalam pengetahuan Bapak sebagai wilayah yang ada di NKRI, yang menjunjung tinggi Pancasila und UUD 1945, dan atau sebagai daerah terbelakang yang terbentang di bumi Congkasae (sapaan akrab untuk tanah Manggarai). Mungkin juga Wukir dan daerah sekitarnya ini tidak masuk dalam bagian proses percepatan pembangunan yang menggunakan APBN seperti yang Bapak canangkan untuk PAPUA dan daerah lain Indonesia kita tercinta. Wukir dan Manggarai Timur pada umumnya mungkin juga tidak termasuk daerah potensial yang layak dikembangkan baik Infrakstruktur maupun manusianya. Tapi sebagai satu bagian INDONESIA, Wukir dan daerah sekitarnya yang berada di desa Sangan Kalo, Kecamatan Elar Selatan, dan di bawah tanggungjawab Pemerintahan kabupaten Manggarai Timur, SELAYAKNYA langsung berada di bawah PERINTAH Bapak PRESIDEN.
Mengapa?
Ribuan manusia yang tinggal di sekitar daerah ini tidak memiliki akses pembangunan seperti yang Bapak kobarkan di daerah lain. Ketika musim hujan tiba, seluruh akses dari dan ke Wukir dan daerah sekitarnya putus total. Pemerintah daerah tutup mata. Bupati tidak tahu kemana? Gubernur? DPRD? Semua kemana? Haruskah Masyarakat, Ummat, seperti kata Ebiet G Ade, penyanyi balada kebanggaan Indonesia, “mesti bertanya pada rumput yang bergoyang?” Sebagai putra Wukir, saya memohon Bapak untuk memperhatikan kami warga Bapak ini. Potret buram infrakstruktur ini kiranya menjadi bagian yang bisa Bapak perhatikan dan selesaikan.
Tolong BUATkan kami JALAN, juga JEMBATAN untuk membuka akses ke Wukir dan daerah sekitarnya, dan melihat BUPATI dan GUBERNUR kami yang “MUNGKIN” lagi TIDUR diatas KASUR JABATAN, kami memohon untuk menjadikan jalan STRATEGIS yang melintasi KISOL – PAAN LELENG – MBATA – MAMBA – WUKIR – ELAR – MOMBOK – BEA LAING sebagai JALAN NEGARA.
Tokoh Masyarakat:
Bpk. Herman Todjong – Wukir
Bpk. Marsel Dande – Wukir
Romo Urbanus Djatang – Wukir
Suster Benedikta KFS – Wukir
Bpk. John Langging – Maumere
Bpk Ferdi Rondong – Surabaya
Pater Juan Orong,– SVD – STFK Ledalero
Pater Boni Langgur OFM – Sumatra Utara
Romo John Tala Pr – Sorong
Pater Maksi Dolla OFM – Vietnam
Dr. Vincent Adi Gunawan – Theologische Hochschule St. Augustin Jerman
Agateus Ngala SVD – Jerman
Dr. Otto Gusty SVD,STFK Ledalero
P. David Jerubu SVD, Ruteng
Rm. Ivan Arianto, Paroki Mamba.
Penulis: Nansianus Taris
Editor: Adrianus Aba