Borong, Vox NTT-Meski telah resmi didirikan empat tahun lalu, SMAN 6 Poco Ranaka, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) belum memiliki gedung permanen.
Sekolah yang berlokasi di Lonto Ulu, Desa Golo Wune, Kecamatan Poco Ranaka itu masih menggunakan gedung darurat untuk proses belajar mengajar.
Terdapat tiga ruangan kelas masih berdindingkan anyaman bambu dan berlantai tanah. Gedung darurat itu dibangun atas inisiatif masyarakat dan pihak sekolah di tahun 2015 yang lalu.
Ketua Komite SMAN 6 Poco Ranaka, Bene Ton membenarkan kondisi tiga ruangan kelas di sekolah itu masih sangat darurat.
Di dalam ruangan juga serba terbatas. Hanya ada kursi, meja dan papan tulis sebagai fasilitas belajar siswa.
Kondisi ini tentu saja berbanding terbalik dengan ruangan kelas di berbagai sekolah yang alat pembelajarannya serba lengkap.
Tak hanya soal gedung yang darurat, Bene mengaku SMAN 6 Poco Ranaka hingga kini juga belum memiliki ruangan laboratorium.
“Komputer juga belum ada. Padahal, di era modern ini anak-anak sangat dituntut untuk menguasai teknologi. Sehingga nanti setelah tamat, anak-anak bisa bersaing dan bekerja,” ungkap Bene kepada VoxNtt.com, Rabu (27/12/2017).
Atas kondisi itu, dia pun berharap kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT agar segera memperhatikan kondisi sekolah tersebut.
Tak hanya itu, di SMAN 6 Poco Ranaka juga belum memiliki toilet permanen. Untuk WC terpaksa lembaga membuat toilet sederhana yang dindingnya terbuat dari bambu dan berlantai tanah. Lalu closetnya menggunakan belahan bambu.
Saat berbincang-bincang dengan VoxNtt.com, Bene juga menyampaikan hingga kini jumlah siswa di SMAN 6 Poco Ranaka berjumlah sekitar 150 orang. Dari total tersebut, pihak sekolah membagikannya ke dalam empat rombongan belajar.
Senada dengan Bene, tokoh masyarakat Lonto Ulu, Yohanes Lan berharap kepada Pemprov NTT untuk memperhatikan kondisi gedung SMAN 6 Poco Ranaka itu.
“Kasian anak-anak dan guru kalau hujan. Ruang kelas dipenuhi air. Jadinya kan kegiatan belajar terganggu. Mohon ini diperhatikan. Mutu pendidikan sangat bergantung pada sarana dan prasarana yang menunjang proses pendidikan itu. Salah satunya gedung yang baik. Jika gedung baik, anak-anak juga pasti betah untuk belajar,” ungkap Yohanes.
Penulis: Nansianus Taris
Editor: Adrianus Aba