Borong, Vox NTT- Warga Kampung Sambi Mese, Kelurahan Nanga Baras, Kecamatan Sambi Rampas, Kabupaten Manggarai Timur mulai resah dan takut.
Pasalnya, hujan lebat yang mengguyur pada Senin, 26 Februari 2018, membuat sungai Wae Togong meluap hingga ke pemukiman warga.
Sejumlah rumah yang berada di bantaran sungai perbatasan Kecamatan Sambi Rampas dan Lamba Leda itu pun terancam hanyut terbawa banjir.
Markus Abu, warga Kampung Sambi Mese mengaku cemas melihat sejumlah rumah tetangganya terancam hanyut terbawa banjir.
Selain rumah-rumah warga, kata dia, banjir besar juga telah mengancam hanyut rumah adat (mbaru gendang) Kampung Sambi Mese.
“Akibat hujan lebat, beberapa rumah di Sambi Mese terendam banjir dan terancam hanyut, termasuk rumah adat Sambi Mese,” kata Markus kepada VoxNtt.com, Senin sore.
Menurut dia, beberapa kali terjadi banjir di sungai Wae Togong telah menyebabkan ablasi atau erosi air sungai.
Air telah mengikis tanah di sekitar pemukiman warga yang letaknya tak jauh dari sungai Wae Togong.
Informasi yang dihimpun VoxNtt.com, pada Sabtu malam, 30 Januari 2016 lalu, sungai Wae Togong telah memakan korban.
Theresia Madis, seorang nenek berusia 68 tahun hanyut terbawa banjir. Warga kampung Sambi Mese, Kelurahan Nanga Baras itu tinggal di pondoknya yang terletak di bantaran sungai Wae Togong.
Setelah beberapa hari melakukan pencarian, akhirnya pada Rabu, 3 Februari 2016, jasad Nenek Theresia berhasil ditemukan tim SAR. Ia ditemukan sekitar 7,5 kilometer dari tempat kejadian musibah (TKM).
Insiden yang menimpa Nenek Theresia, menambah kecemasan warga Kampung Sambi Mese. Warga takut, banjir datang secara tiba-tiba dan menghanyutkan rumah mereka menuju laut Flores, di bagian utara Manggarai Timur.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Manggarai Timur Anton Dergong mengatakan, hingga kini pihaknya belum menerima laporan resmi dari Kepala Kelurahan Nanga Baras, Camat Sambi Rampas, dan petugas lapangan BPBD terkait bencana banjir tersebut.
Menurut Anton, laporan resmi itu nantinya untuk memastikan jumlah kepala keluarga (KK) atau jiwa yang menjadi korban bencana banjir sungai Wae Togong.
“Demikian juga korban lainnya yang juga terhanyut banjir agar diidentifikasi dalam laporan pemerintah setempat, sehingga bantuan yang diberikan tepat sasaran,” katanya saat dihubungi VoxNtt.com, Senin Sore.
Penulis: Adrianus Aba