Larantuka, Vox NTT-Turunnya harga kopra menjadi Rp.4.500-Rp. 5.000 per Kg di Lewolema, Flores Timur menuai keluhan dari masyarakat petani selama beberapa bulan terakhir.
Walaupun demikian, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Flores Timur belum mengetahui pasti penyebab anjloknya harga kopra tersebut.
Bahkan Plt Kepala Dinas Perindag Kabupaten Flores Timur, Mikael Bulet Ruron, bermain tebak-tebakan alasan turunnya harga kopra di daerah itu.
“Yah, persoalan mengapa harga kopranya turun itu, saya tidak tau. Yah, tergantung kualitas kopra, kalau dalam musim hujan begini kopranya tidak benar-benar kering bagaimana? Banyak aspek-aspek yang mempengaruhi harga pasaran kopra, kalau stok kopra dalam gudang para tengkulak Surabaya dan Makasar penuh, persedian input memadai, bisa saja kebijakan perusahaan menerima kopra dengan posisi yang murah, bisa terjadi,” ungkap Bulet kepada VoxNtt.com di ruang kerjanya, Jumat, (23/02/2018)
Bulet menambahkan, “Sekarang saya tidak tau posisi kopra di gudangnya seperti apa, saya tidak tau. Bisa juga pada musim barat begini kapalnya cost tinggi, lain lagi ceritanya. Pengirimnya tidak dapat kapal tol laut, jadi macam-macam alasan” ungkapnya.
Bulet yang sekaligus menjabat sebagai Kepala Asisten III Kabupaten Flores Timur ini, kepada voxntt mengatakan Pemerintah tidak dapat mengendalikan harga kopra.
BACA: Harga Turun, Petani Kopra di Lewolema Alih Profesi Jadi Tukang Ojek
Pemerintah, kata dia, mengontrol harga pada barang-barang yang mendapat subsidi oleh negara. Sedangkan hasil komoditi seperti kopra, pemerintah hanya memantau perkembangan harga.
Pemerintah, kata dia, hanya memonitoring harga kopra. Persoalan harga itu sesuai teori supply demand yakni tergantung dari kesepakatan antara dua belah pihak yakni penjual dan pembeli.
“Ekonomi itu turbulensi, bisa naik, bisa turun kapan saja. Kalau petani merasa harga kopra turun, yah tidak usah jual dulu to! Tawar saja to kepada pembeli, bahwa kualitas kopra miliknya lebih baik,” kata Bulet.
Sementara itu salah satu warga Lewolema yang tak ingin disebutkan namanya mengatakan pemerintah mesti turut andil dalam menjaga stabilitas harga hasil komoditi masyarakat petani termasuk kopra. Pasalnya, kopra adalah salah satu komoditi unggulan yang menopang kesejahteraan masyarakat petani di Flotim.
Ia berharap pemerintah dapat melakukan rapat koordinasi bersama pedagang kopra agar harga kopra tidak bisa dikendalikan sewenang-wenang oleh pihak ketiga atau distributor kopra.
Hingga saat ini kabid Perdagangan Disperindag Flotim, belum dapat ditemui karena tidak berada di tempat.
Informasi terakhir, hasil ivestigasi VoxNtt.com, Selasa (27/02/2018) siang, harga kopra saat ini turun lagi menjadi Rp. 4.000 per Kg. Padahal sebelumnya harga komoditi ini jatuh berkisaran di harga Rp. 7.000,00 – Rp. 8.000,00 per Kg.
Penulis: Sutomo Hurint
Editor: Irvan K