Kupang, Vox NTT- Organisasi kepemudaan di bawah naungan Cipayung Kota Kupang menggelar deklarasi menolak konflik Suku, agama, dan Ras (SARA) di Aula Lantai 1 Kantor DPD Provinsi NTT yang berlamat di Jalan Polisi Militer Kota Kupang, Jumat (23/03/2018).
OKP Cipayung yang tergabung ini yakni PMKRI, GMKI, HMI, dan PMII Cabang Kupang.
Deklarasi itu disatukan dalam seminar dengan tema “Menangkal Konflik SARA antar pemeluk Agama”.
Dalam seminar turut hadir pemateri yakni, perwakilan dari Sinode GMIT, perwakilan dari Polda NTT, Ketua MUI NTT, dan perwakilan dari Makorem Wirasakti Kupang, dan Rektor Universitas Muhamadyah Kupang.
Dalam siaran pers yang diterima VoxNtt.com, Jumat malam (23/03/2018), menerangkan para pimpinan OKP Cipayung itu melakukan orasi singkat di hadapan para undangan yang hadir.
Para pimpinan OKP Cipayung itu mengaku berkomitmen menolak konflik SARA.
Berikut pandangan OKP Cipayung Kota Kupang seputar deklarasi menolak konflik SARA tersebut.
Ketua Presidium PMKRI Cabang Kupang Markus Gani mengatakan, kegiatan ini merupakan komitmen OKP Cipayung dalam menjaga kelompok- kelompok ekstrimisme, radikalisme, dan terorisme, khususnya yang berkembang di NTT dan umumnya di Indonesia.
“Tentu dalam menciptakan tatanan bangsa yang harmonis sangat membutuhkan kesadaran bersama, bagi seluruh elemen bangsa tanpa harus mengedepankan identitas Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA),” katanya.
Ketua Umum GMKI Cabang Kupang Kristo M. T. Kolimo menyatakan, segala perbedaan harus dijadikan sebagai titik dalam merawat keberagaman.
“Bangsa ini pada dasarnya sudah semakin menua, namun ironisnya kedewasaan kita semakin berkurang, tentu sebenarnya adalah menuanya bangsa dan pikiran anak bangsa pun harus ikut dewasa. Karena komitmen kita adalah NTT merupakan lokomotif sekaligus akan menjadi representasi dari nusa tertinggi toleransinya baik nasional sampai pada dunia internasional,” katanya.
Selanjutnya, Ketua Umum HMI Cabang Kupang Zainudin Umar menjelaskan, sejarah telah mencatat bahwa segala dinamika kehidupan beragama dan berbangsa dapat disatukan dengan perbedaan.
“Perbedaan merupakan kekayaan dan Rahmat Tuhan YME, karena pada esensinya perbedaan adalah senyum keindahan anak bangsa. Terbukti pada hari ini kita bisa berkumpul dan bersilahturahim atas dasar perbedaan,” ujarnya.
Kemudian, Ketua umum PMII Cabang Kupang Syamsul A. Rahman mengatakan, Indonesia merupakan bangsa yang kokoh.
“Saudara-saudara sekalian bangsa ini kuat, bangsa ini kompak, bangsa ini solid, bangsa ini kokoh, apabila seluruh elemen bangsa solid, kompak, kokoh dan memiliki komitmen yang sama dalam menjaga konstitusi bangsa,” tukasnya.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Adrianus Aba