Kefamenanu,Vox NTT-Ribuan umat katolik yang berasal dari sejumlah daerah menghadiri perayaan hari raya Jumat Agung yang digelar di Gua Sta. Maria Siti Bitauni, Paroki Maria Pengantara Segala Rahmat Kehidupan, Kecamatan Insana, Kabupaten TTU, Jumat (30/03/2018).
Perayaan hari raya yang khusus memperingati kisah sengsara dan wafat Yesus Kristus tersebut digelar dengan prosesi jalan salib hidup yang dilakonkan oleh orang muda katolik. Mereka berasal dari paroki di Keuskupan Atambua.
Meskipun harus mengikuti prosesi jalan salib melalui medan yang terjal dan bebatuan, namun ribuan umat tetap khyusuk dan menghayati kisah sengsara Yesus Kristus.
Umat katolik yang hadir bukan saja berasal dari Kabupaten TTU, namun juga dari Belu dan Malaka.
Usai prosesi jalan salib hidup langsung dilanjutkan dengan acara mencium salib dan perayaan ekaristi kudus.
Perayaan Jumat Agung di Gua Sta. Maria Siti Bitauni berjalan aman dan tertib di bawah pengawalan ketat aparat kepolisian yang dibantu oleh anggota Tunggal Hati Seminari-Tunggal Hati Maria, serta orang muda katolik.
Yanti, salah seorang peziarah yang berasal dari Kota Kefamenanu mengaku, sudah sejak beberapa tahun lalu dia selalu mengikuti prosesi Jumat Agung terutama jalan salib hidup di Gua Sta. Maria Siti Bitauni.
Dikatakan, kondisi medan yang terjal dan bebatuan seakan membuat Yanti ikut merasakan penderitaan yang dialami oleh Yesus Kristus.
Dia berharap dengan banyaknya peziarah yang setiap tahun datang untuk mengikuti prosesi jalan salib hidup di Gua Bitauni, Pemkab TTU dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dapat melihat peluang ini untuk digarap secara serius menjadi objek wisata yang dapat mendatangkan pemasukan bagi daerah.
“Saya yakin kalau pemerintah mau serius tata lokasi Gua Bitauni ini jadi objek wisata religi, maka pastinya banyak wisatawan akan datang berkunjung ke lokasi ini dan pastinya akan ada pemasukan yang lumayan besar bagi daerah,” ungkap Yanti yang mengaku datang bersama suami dan anak-anaknya tersebut.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten TTU Agustinus Kaesnube yang saat itu juga hadir mengikuti prosesi jalan salib hidup bersama keluarga kepada VoxNtt.com mengaku dirinya memang setiap tahun datang ke lokasi Gua Bitauni tersebut.
Menurutnya, kondisi alam yang masih natural menjadi daya tarik tersendiri. Ini juga yang membedakan lokasi Gua Maria Bitauni dengan lokasi lainnya apabila digelar prosesi jalan salib hidup.
Terkait permintaan agar lokasi tersebut dijadikan objek wisata religi, mantan Asisten II Setda TTU tersebut menjelaskan, sejauh ini pihaknya sudah mendokumentasikan segala kegiatan maupun prosesi yang berlangsung di Gua Bitauni.
Hasil dokumentasi tersebut akan diserahkan ke Kementerian Kebudayaan.
“Kita setiap tahun pasti liput ini prosesi jalan salib hidup, nanti hasilnya kita serahkan ke Kementerian Kebudayaan,” jelas Kaenube.
Penulis: Eman Tabean
Editor: Adrianus Aba