Kefamenanu, Vox NTT- Nasib sial menimpa WS (76 tahun). Warga Desa Supun, Kecamatan Biboki Selatan, Kabupaten TTU itu tewas setelah dianiaya oleh SB (42) pada Sabtu, 14 April 2018 sekitar pukul 07.45 Wita.
Sebelum membunuh, SB menuding korban WS sebagai tukang santet.
Korban yang masih berstatus paman kandung dari terduga pelaku tewas setelah dianiaya dengan cara dipukul menggunakan batu secara berulang kali di bagian kepala.
Informasi yang dihimpun VoxNtt.com, menyebutkan, Sabtu pagi sekitar pukul 06.00 Wita, terduga pelaku berada di kios milik salah seorang saksi berinisial OAE. Ia sedang menunggu mobil untuk memuat kelapa miliknya yang akan dijual kepada pengumpul.
Sekitar pukul 07.40 Wita, terduga pelaku didatangi oleh saksi lainnya berinisial MB yang merupakan adik kandungnya.
Kepada terduga pelaku, saksi MB mengatakan korban WS saat itu berada di rumah SB.
Mendengar informasi MB tersebut, SB yang selama ini menduga jatuh sakit lantaran disantet oleh korban WS langsung kembali ke rumahnya.
Setiba di rumah, SB mendapati korban WS. Sempat terjadi pertengkaran antar keduanya.
Dalam pertengkaran tersebut, SB yang sudah naik pitam memukuli korban hingga terjatuh di tanah.
Melihat korban WS sudah terjatuh, SB kemudian langsung memungut batu yang berada di dekatnya.
Ia kemudian memukul korban pada bagian kepala berulang kali hingga akhirnya WS tewas bersimbah darah.
Mengetahui korban sudah tewas, terduga pelaku langsung menyerahkan diri ke Polsek Biboki Selatan.
Kepala Desa Supun, Marselus Tani saat dikonfirmasi melalui telepon membenarkan adanya kasus pembunuhan itu.
Tani mengaku tidak mengetahui persis kronologi peristiwa yang mengakibatkan korban meninggal dunia tersebut.
“Saya tidak tahu persis kasusnya bagaimana, tapi memang betul ada kasus pembunuhan di saya punya wilayah, pelaku itu statusnya ponakan kandung dari korban,” tutur Kades Tani.
Dia menambahkan saat ini korban sudah disemayamkan di rumah duka setelah sebelumnya sempat dibawa ke RSUD TTU.
Tani mengaku, setelah kejadian hingga kini kondisi di wilayahnya tetap kondusif dan tidak ada tanda-tanda adanya aksi balasan atau tindakan apapun dari pihak keluarga korban.
“Situasi di kampung sini aman saja, keluarga korban juga tidak ada reaksi apa-apa karena memang selama ini juga hubungan korban dengan keluarga yang lain juga kurang harmonis,” tutur Kades Tani.
Penulis: Eman Tabean
Editor: Adrianus Aba