Larantuka Vox NTT- Kalau cuma mau tamasya ke pantai berpasir putih Anda tak perlu jauh-jauh harus ke Kuta Bali.
Jika Anda adalah warga kabupaten Flores Timur dan ataupun yang ada di NTT ini maka jangan lupa datanglah ke Desa Pantai Oa. Desa yang berada di nun pantai Selatan Kecamatan Wulanggitang ini adalah salah satu desa dengan pesona eksotis pasir putihnya yang memukau.
Jarak tempuh dengan kendaraan bermotor dari Kota Larantuka memakan waktu kurang lebih dua jam. Nama desa ini adalah desa Pantai Oa. Bisa jadi karena eksotis pantainya maka nama desa ini pun diberi nama Desa Pantai Oa.
Dengan Vixion Ijo, saya dan Dedi Lajar mencoba menjajal eksotisnya pasir putih di Desa Pantai Oa pada Jumat, 05 Januari 2018. Ombak tenang menyambut kedatangan kami. Sejuk dan tingkap bunyi burung-burung di dahan pohon sepanjang pantai menjadi lebih berasa.
Senja yang membuat hati terpukau. Dan kami gembira menyaksikan panorama matahari yang terbenam dari pantai di desa Pantai Oa. Pantai selatan berpasir putih halus ini bersebelahan juga dengan Pantai Rako.
Masih berada di desa Pantai Oa juga. Yakin akan potensi pariwisata yang bisa dikembangkan, kami pun menemui Damianus Migu Muda sang kepala desa dan Markus Jawa Hodo, Kepala Seksi Kesejahteraan Desa Pantai Oa. Markus Jawa Hodo pun berkisah tentang asal muasal nama Pantai Oa.
Berdasarkan tuturan lisan yang dikisahkan secara turun-temurun penghuni pertama kampung ini adalah seorang laki-laki bernama Raja dengan dua anak perempuannya. Nama anak perempuan dari Raja tadi adalah Oa Besar dan Oa Kecil.
Mereka hidup di sekitar pantai dan memiliki sebuah sumur yang berada tidak jauh dari lokasi pantai. Warga setempat menamai sumur tersebut dengan sebutan Raja Wair. Sampai saat ini sumur Raja masih ada hanya belum ditata lagi untuk dijadikan objek kunjungan wisatawan selain ke pantai.
Pesona pantainya yang selalu dikunjungi wisatawan lokal dan sesekali oleh wisatawan mancanegara menjadikan Pantai Oa kini dikenal luas. “Saat ini kami lagi kerja keras untuk penataan pantai pak. Kami mengalokasikan dana yang cukup besar untuk pengelolaan pengembangan wisata pantai. Sekarang sedang dibangun dua unit kamar mandi dan dua unit MCK,” urai Damianus sang kepala desa dengan senyum yang mengembang bangga.
Damianus lebih jauh bercerita tentang riuh ramainya wisatawan yang berkunjung ke Pantai Oa pada saat hari-hari raya. Menurutnya dari kunjungan pada hari-hari raya tersebut pemerintah desa menarik retribusi.
Untuk sepeda motor lima ribu rupiah, mobil roda empat sepuluh ribu rupiah dan untuk mobil roda enam dua puluh ribu rupiah. Retribusi ini baru berlaku pada tahun 2016.
Dari retribusi selama tahun 2016 dan tahun 2017 hasil yang diperoleh lumayan besar. Pengembangan penataan lebih jauh dari kawasan di sepanjang pantai adalah pembangunan lopo-lopo, tempat parkir dan juga jaringan listrik ke arah pantai.
“Mimpi besar kami adalah menjadikan alam pantai kami yang indah ini sebagai obyek wisata yang dapat diketahui dan dikunjugi banyak orang. Dengan pantai yang indah saja kami percaya bahwa kami dapat meningkatkan pendapatan asli desa,” demikian mimpi sang Kades.
Menikmati senja di Pantai Oa adalah menikmati kemuliaan keindahan. Salut Pak Kades untuk mimpi mulianya membangun pariwisata pantai yang terberi itu.
Penulis: Hengky Ola
Editor: Boni J