Ruteng, Vox NTT- Pada Jumat, 25 Mei 2018, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Pusat Santo Thomas Aquinas genap berusia 71 tahun.
Menyambut hari ulang tahun (HUT) ke-71 ini, PMKRI Cabang Ruteng Santo Agustinus menggelar misa syukur, Jumat malam.
Misa syukuran dies natalis tersebut berlangsung di Margasiswa PMKRI Ruteng yang beralamat di jalan Ulumbu.
Misa dipimpin oleh Sekretaris Komsos Keuskupan Ruteng, Pastor Erik Ratu dan dihadiri oleh beberapa alumni dan kader PMKRI Cabang Ruteng.
Ketua Presidium PMKRI Ruteng Servasius Sarti Jemorang mengharapkan, ada transformasi bagi kader di usianya yang ke-71 ini.
Servas menjelaskan, transformasi yang ia maksudkan ialah mengarah pada pembenahan dua hal besar.
Pertama, kata dia, PMKRI secara organisatoris mesti memikirkan soal fenomena menurunnya minat mahasiswa untuk bergabung di organisasi.
Selama ini, minat mahasiswa digerus oleh kecenderungan era milenial yang semakin individualis.
Menurut mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia STKIP St. Paulus Ruteng itu, kecendrungan era mileneal telah membuat tumpul insting kepekaan terhadap kehidupan orang lain.
Kedua, lanjut Servas, orientasi pengkaderan PMKRI mesti menargetkan banyak kreativitas untuk menumbuhkembangkan kemampuan di dunia kerja.
Karena itu, ruang belajar di PMKRI perlu ditata untuk bisa mengembangkan segala potensi kader.
Konsentrasi pembinaan dan pengkaderan tersebut tentu saja diharapkan agar pasca PMKRI, potensi atau keterampilan itu bisa menghidupi diri sendiri dan orang lain.
“Karena tantangan kader PMKRI sekarang yaitu agak sulit mendapatkan tempat kerja pasca PMKRI,” tandas Servas.
Sementara itu, dalam kotbahnya Pastor Erik Ratu meminta kader PMKRI agar belajar dari para pendahulu.
Menurut dia, ada banyak hal penting dari para pendahulu yang tentu saja menjadi pedoman untuk perjuangan hari ini.
Selain itu, Imam Dioses Keuskupan Ruteng itu menekankan betapa pentingnya perjuangan berasaskan kebenaran bagi kader PMKRI.
“Dalam keseluruhan perjuangan kalian mewakili kepentingan rakyat, ke atas (ke pemerintah) harus berkata benar. Perjuangan seperti itu akan mengarah pada terwujudnya kebaikan bersama,” ujar Pastor Erik.
KR: Yohanes Jehadur
Editor: Adrianus Aba