Borong, Vox NTT-Pewaris Kedaluan Torok Golo, Yuvens Tongkang membangun Jembatan darurat di Wae Musur, Kecamatan Rana Mese, Kabupaten Manggarai Timur (Matim).
Jembatan itu dibangun untuk membantu masyarakat dari tiga desa di sebelah barat Wae Musur. Ketiganya, yakni desa Lidi, Bea Ngencung, dan Satar Lenda.
Tak hanya tiga desa, jembatan tersebut juga bisa digunakan masyarakat pesisir selatan Kabupaten Manggarai yang hendak menyeberang Wae Musur, baik yang berjalan kaki maupun kendaraan roda dua.
Yuvens kepada VoxNtt.com di lokasi, Rabu (27/09/2018), mengatakan jembatan itu dibangun atas usaha bersama masyarakat Kampung Patekaca, Desa Bea Ngencung dengan cara gotong royong dan dikelola bersama.
Yuvens menjelaskan, untuk biaya pemeliharaan maka setiap pengendara motor dikenakan tarif Rp 5.000 sekali lewat. Uangnya disimpan oleh bendahara yang sudah dipercayakan melalui musyawarah. Untuk pejalan kaki tidak dikenakan biaya apapun.
Kata dia, dengan adanya jembatan itu, penyeberangan lebih mudah melewati jalur tersebut dibandingkan dengan jalur pesisir laut.
“Saya harap jembatan ini bisa membantu masyarakat yang melintasi wilayah tersebut,” ujar Yuvens, pengagas pembangunan jembatan darurat Wae Musur.
Pihaknyan pun masih mencari dana untuk memperbaiki jalan masuk arah dari Purang Mese desa Compang Ndejing karena kondisinya masih sulit dilalui oleh pengendara sepeda motor. Kondisinya agak curam.
Menurut Yuvens jalan masuk itu membutuhkan semen dan alat berat untuk membukanya.
Usaha itu, lanjut dia, terus dilakukan secara bersama sama dan tidak meminta kepada donatur dari manapun.
Yuvens juga mengajak masyarakat setempat untuk terus berusaha tanpa harus mengeluh dan pasrah dengan kondisi yang ada. Masyarakat harus pro aktif untuk membangun desanya bukan hanya menunggu dana pemerintah yang ia nilai penuh dengan proses panjang dan sangat rentan dengan kebijakan politik.
“Mari kita coba mengubah pola pikir masyarakat agar tidak menjadi penonton dalam mendukung pembangunan tetapi justru harus berperan aktif dengan cara yang baik,” pintanya.
Eman Darman, warga Bea Ngencung mengapresiasi apa yang telah dikerjakan oleh Yuvens Tongkang dan masyarakat tersebut.
“Ini yang kami butuhkan, bukan omong tanpa tindakan nyata, kita tidak cukup merenung apa yang sedang terjadi, tapi mari kita buat seperti yang mereka lakuka,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Paskalis, pengendara roda dua yang melintasi di jembatan tersebut.
Paskalis menyampaikan terima kasih kepada Yuvens Tonkang yang telah menggagas untuk membangun jembatan di Wae Musur.
“Kami berterima kasih atas dibuatnya jembatan ini. Kami tidak lagi kesulitan melintasi kali Wae Musur,” ungkap Paskalis.
Penulis: Nansianus Taris
Editor: Ardy Abba