Kupang, Vox NTT-Jumat, 19 Oktober 2018, VoxNtt.com berkesempatan mengunjungi Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Lewolema Kabupaten Flores Timur. Ada beberapa hal menarik di Puskemas itu.
Ketika memasuki area parkiran di sisi Timur halaman, pengunjung akan disugukan dengan kebun sayur yang ditanami oleh kelompok perawat gizi Lewolema.
Penanggung Jawab Gizi Upaya Kesehatan Masyarakat(UKM) Puskesmas Lewolema, Theodora Maria Natalia Hurint, mengatakan kebun contoh gizi ini dilatarbelakangi oleh banyaknya balita kurang gizi di Kecamatan Lewolema.
Diungkapkan Natalia, saat ini di Lewolema terdapat 25 kasus bayi penderita gizi buruk kategori Bawah Garis Merah (BGM).
Penderita BGM ini diakibatkan karena kurang mengonsumsi sayur dan buah-buahan.
“Sejak tahun 2016 Posyandu BGM, ditemukan sebanyak 25 kasus balita yang mengalami kekurangan gizi BGM. Balita kurang gizi BGM ini disebabkan karena kurang mengonsumsi sayur” tutur Natalia.
Perkebunan contoh gizi ini ditanami aneka tanaman sayur dan tanaman obat-obatan seperti sayur bayam merah, bayam cabut, bayam petik, kangkung, terung, tomat, serai, daun Seledri,pepaya, kunyit, dan lain-lain.
“Tanaman sayur dan tanaman obat ini nantinya dapat dikomsumsi dan digunakan untuk pengobatan sederhana”, kata Natalia.
Menurut Natalia upaya peningkatan gizi anak tidak bisa lakukan dengan penyuluhan tetapi dengan cara mempraktekannya, salah satunya dengan membuat kebun contoh dengan menanam aneka tanaman bergizi.
“Kebun gizi di pekarangan Puskesmas ini, sebagai contoh. Sasarannya adalah Kader Posyandu agar dapat memanfaatkan pekarangan atau lahan kosong di rumahnya masing-masing untuk ditanami sayur” ungkap Natalia.
Program kebun contoh ini mendapat tanggapan baik. Setelah dilakukan sosialisasi ibu-ibu kader posyandu telah menerapkannya di rumahnya masing-masing.
Natalia berharap dengan kebun contoh gizi ini dapat memenuhi kebutuhan gizi bagi bayi.
“Dengan pembuatan kebun contoh ini kedepannya tidak hanya sasaran, tetapi masyarakat pada umumnya dapat memanfaatkan pekarangan kosong di rumahnya untuk peningkatan asupan gizi keluarga. Dengan demikian dapat menekan angka balita BGM di Lewolema”, tandas Natalia.
Penulis: Sutomo Hurint
Editor: Irvan K