Larantuka, Vox NTT-Bagi travellers yang mengunjungi NTT khususnya di kabupaten Flores Timur, belum lengkap rasanya jika tidak menyinggahi tempat wisata Air Panas di Desa Mokantarak, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur.
Selain pantai Meko dan pantai Asam Satu Weri yang terkenal dengan keindahan pasir putihnya, tempat wisata Air Panas mempunyai sisih unik tersendiri sesuai namanya.
Di sana, pengunjung dapat merasakan langsung sensasi air panas yang keluar dari perut bumi. Perjalanan ke sana sejauh 12 KM dari arah barat Kota Larantuka.
Pesona Air Panas
Informasi yang terhimpun VoxNtt.com dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Flores Timur, di daerah tersebut terdapat ratusan sumber mata air panas dengan tingkat suhu yang beragam.
Ada sumber mata air yang memiliki suhu sangat panas, ada yang sedang, dan hangat. Bahkan pada sumber mata air yang lain terdapat air yang memiliki suhu yang dingin dan tawar seperti air biasanya.
Setiap sumber mata air itu dibuat petak yang disusun dari bebatuan sebagai pemisah.
Para pengunjung dapat memilih kolam sesuai keinginan dan kebutuhannya masing-masing. Bisa sekadar merendamkan kaki, merendamkan seluruh tubuh, ataupun mandi sesuai dengan tingkat suhu yang beragam.
Tempat wisata ini dilengkapi dengan fasilitas pendukung yakni, tempat parkir kendaraan, wahana permainan anak, dan gazebo.
Pada sisi timur, terdapat sebuah cafe live music yakni Romeo Cafe. Cafe ini tersedia berbagai aneka minuman dingin, snack ringan, dan kopi hangat.
Selain itu juga disediakan berbagai aneka buku bacaan anak-anak, majalah, dan koran yang dapat dimanfaatkan oleh wisatawan pengunjung untuk membaca.
Selain terdapat ratusan sumber mata air dengan beragam suhu, daerah ini dianugerahi hutan manggrove yang sangat luas. Para pengunjung dapat berwisata menelusuri hutan bakau menggunakan boardwalk yang tersedia.
Pada bagian tepian hutan manggrove ini terdapat tiga gazebo yang berukuran sekitar 5×5 meter.
Aloysia Camelia Indah Sogen, salah satu warga Larantuka kepada VoxNtt.com, Minggu (21/10/2018),mengaku tempat wisata Air Panas merupakan tempat favoritnya.
“Alam di sini kan masih sangat asri membuat saya merasa senang untuk selalu datang. Kalau habis olahraga, pada sore harinya saya pasti selalu datang kesini untuk merendamkan kaki. Air disinikan hangat, jadi saat capek-capek begitu kalau merendamkan diri itu rasanya tubuh rasanya seperti dipijat” tuturnya dengan senyum sumringah.
Hotma Sitonang salah satu pegawai Dinas Pariwisata Flores Timur mengatakan angka pengunjung senakin meningkat tiap hari, sejak dimulainya penataan kembali tempat wisata Air Panas.
“Tiap harinya rata-rata 60 hingga 70 orang wisatawan. Kalau hari libur, biasanya pada hari Sabtu dan Minggu pengunjung bisa mencapai 400 orang. Sedangkan pada hari raya dapat mencapai 700 orang pengunjung,” kata Hotma kepada VoxNtt.com.
Tarif masuk yang dikenai bagi para wisatawanpun sangat murah.
“Bagi wisatawan lokal dikenai tarif masuksebesar Rp.2.500.00 sedangkan wisatawan asing Rp.5.000,00. Adapun kendaraan beroda dua dikenai tarif masuk sebesar Rp1.000,00 dan kendaraan roda empat Rp.2.500,00”,jelasHotma.
Wisata Berbasis Masyarakat
Penataan kembali aset wisata pemandian air panas merupakan kerinduan yang sudah lama dinantikan warga setempat.
Pasalnya lokasi ini sejak diberikan kepada pemerintah daerah pada tahun 2005, aset wisatanya dibiarkan terlantar dan mubazir.
Yakobus Doa Wekin, Ketua Orang Muda Katolik (OMK)Paroki St. Alfonsus Maria de Liguori Lewotala berharap dengan penataan kembali tempat wisata air panas ini akan membawa dampak yang baik terhadap pengembangan ekonomi masyarakat di wilayah setempat.
“Saya sangat berharap masyarakat sekitar terutama kaum muda setempat dapat diberdayakan untuk membuka usaha kreatif di sekitar lokasi wisata” tutur Kobus.
Sebelumnya,Kepala Dinas Pariwisata Flores Timur, Apolonia Corebima, kepada VoxNtt.com mengatakan Pemerintah Flores Timur melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan tengah fokus menata kembali daerah wisata Air Panas.
“Daerah Air Panas sudah masuk dalam Dokuman Master Plan pengembangan pariwisata Flores Timur. Kita tengah memfokuskan penataan di daerah tersebut. Setelahpenataan lokasi sumber mata air panas dan pembuatan boardwalk, selanjutnya pada bagian selatan hutan bakau akan dibangun restoran terapung dari kerangka kapal Siti Nirmala”, tutur Apolonia.
Lanjutnya fokus pembangunan perawisata adalah berbasis masyarakat.
Dengan pariwisata berbasis masyarakat ini masyarakat akan dilibatkan secara aktif untuk pengelolaan aset wisata untuk pengembangan ekonomi warga setempat.
“Orang muda akan dilibatkan dalam pemberdayaan pengembangan ekonomi wisata. Hal ini seturut dengan Visi dan Misi Bupati Flores Timur, yakni Selamatkan Orang Muda”, tegas Apolonia.
Penulis: Sutomo Hurint
Editor: Irvan K