Atambua, Vox NTT–Gerakan Mahasiswa Nasional Indonsia(GMNI) cabang Belu menilai Bupati Belu, Wilybrodus Lay hanya ‘mulut manis’ dan telah melakukan pembohongan publik terhadap masyarakat kabupaten Belu.
Pernyataan tersebut diungkapkan GMNI cabang Belu dalam aksi demonstrasi yang dilangsungkan di Atambua, Senin (05/11/2018) terkait persoalan ketersediaan air bersih bagi masyarakat kabupaten Belu.
GMNI menyebut bupati Belu, Wily Lay mulut manis dan membohongi publik karena sudah tiga tahun memimpin, belum mampu mengimplementasikan program penyediaan air bersih. Padahal program tersebut merupakan salah satu program prioritas yang diungkapkan Wily saat berkampanye.
Pantauan VoxNtt.com di bilangan kota Atambua, masa aksi damai GMNI sekitar belasan orang melakukan orasi di beberapa titik strategis di kota Atambua.
Aksi damai yang dikoordinir Hendrianus Modok ini melakukan orasi di depan rumah jabatan Bupati Belu, berlanjut menuju kantor Bupati dan kembali ke kantor DPRD Belu.
Menggunakan sebuah mobil pick-up, masa membawa beberapa spanduk yang bertuliskan ‘Bupati Belu Penipu’, ‘Bupati Belu Mulut Manis’.
Dalam orasinya, Legorius Bria mengecam dan meminta Bupati Wily mundur dari jabatannya apabila tidak sanggup melaksanakan program yang sudah dijanjikan saat masa kampanye.
Menurut Bria, Bupati belu masa bodoh dan terkesan cuek dengan persoalan yang sedang dihadapi masyarakat. Bria menilai, Bupati Belu seringkali mengucapkan kata inovasi tapi ucapan tersebut tidak dibuktikan dengan tindakan nyata.
“Bupati Belu telah melakukan pembohongan publik. Karena itu saya minta Bupati Belu mundur dari jabatan karena hingga hari ini rakyat Belu masih kesulitan air bersih. Bupati Belu gagal total dan sudah menipu rakyat,” kecam Bria dalam orasinya.
Sementara, Hendrianus Modok dalam orasinya juga menyampaikan hal yang sama. Menurut Modok, Bupati Belu telah dengan sengaja membikin masyarakat semakin susah.
Akibatnya, bisnis air hanya menguntungkan pengusaha air bersih di Atambua dimana harga air bersih per tengki mencapai Rp. 150.000 hingga Rp.200.000.
Untuk wilayah luar kota, lanjut Modok, harga air bersih bisa mencapai Rp.800.000.
Untuk diketahui, dalam aksi demonstrasi ini, massa dari GMNI tidak berhasil menemui Bupati Belu, Wily Lai.
Mereka hanya ditemui Direktur PDAM Belu, Yun Koi Asa dan Plt. Kadis PU Belu Vincent Laka. Namun massa aksi menolak untuk berdialog dengan kedua pimpinan instansi yang tidak secara penuh mengubah krisis air di Kabupaten Belu.
Penulis: Marcel Manek
Editor: Irvan K