Borong, Vox NTT- Pengerjaan proyek lapen pada ruas jalan Watu Cie-Deno, Kecamatan Poco Ranaka, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) disesalkan warga di wilayah itu.
Pasalnya, para pekerja dinilai kurang memperhatikan aspek kualitas pengerjaan. Hal itu, lantaran penyiraman aspal dilakukan saat masih grimis setelah diguyur hujan lebat.
“Penyiraman aspal dilakukan setelah hujan lebat dan gerimis. Terus, masih berani diteruskan. Jika ada yang bisa mewakili masyarakat Poco Ranaka, mohon pengawasannya untuk pengerjaan proyek ini. Terima kasih,” tulis Robby Guntur kepada VoxNtt melalui pesan messenger, Senin (11/11/2018).
Ia meminta Pemkab Matim melalui Dinas PU, menindak tegas kontraktor pelaksana proyek tersebut.
Roby juga menanyakan, kinerja pengawas dari instansi terkait dalam peroyek tersebut.
“Di mana peran PPK dan pengawas proyek yang tidak memperhatikan model kerja di lapangan. Kalau kerja model begini kan, pasti hasilnya buruk. Terakhir, masyarakat jadi korban,” kesalnya.
Sementara itu, Plt. Kadis PU Matim, Yos Marto saat dikonfirmasi VoxNtt di Borong, Rabu (15/11) menjelaskan, tidak dibenarkan aspal disiram setelah hujan apalagi sedang hujan.
Lebih lanjut ia mengarahkan VoxNtt.com untuk mengonfirmasi hal teknis di lapangan kepada PPK proyek itu.
Sebagaimana dilansir tribunnews 03 Desember 2015 menjelaskan, pengaspalan yang dilakukan ketika kondisi jalan masih basah karena hujan akan sangat berpengaruh pada konstruksi, terutama kualitas dan daya tahan aspal.
Dengan kata lain, hasil pengaspalan tidak akan bisa maksimal karena daya rekat lapis aspal beton di bawahnya terlalu basah usai diguyur hujan.
Akibatnya, aspal akan mudah terkelupas dan pecah dalam waktu tidak terlalu lama, atau paling tidak setelah dilewati kendaraan bermuatan berat.
Untuk diketahui, akhir-akhir ini masyarakat Matim di beberapa wilayah kerap memngeluhkan kualitas pengerjaan proyek di daerah itu yang diduga dikerjakan asal-asalan.
Penulis: Nansianus Taris
Editor: Boni J