Ruteng, Vox NTT- Dewan Pimpinan Cabang (DPC) partai Demokrat Kabupaten Manggarai menggelar rapat kerja cabang dan pembekalan caleg menuju parlemen tahun 2019 di Aula Efata Ruteng pada 17-18 November 2018.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh 35 caleg Demokrat di Manggarai, caleg provinsi NTT dan sejumlah pengurus pusat partai besutan Susilo Bambang Yudoyono itu.
Benediktus Abu, Ketua panitia pelaksana rapat kerja cabang dan pembekalan caleg mengatakan, kegiatan tersebut merupakan agenda rutin sesuai anggaran dasar dan rumah tangga partai Demokrat.
Menurut Abu, rapat kerja cabang merupakan agenda wajib dalam rangka melakukan konsolidasi dan penguatan kapasitas kader.
“17 tahun adalah waktu yang panjang dan berarti bagi partai Demokrat. 17 tahun bergelut dengan realitas yang penuh tantangan dan dinamika politik yang datang sili berganti,” ujar Alumnus STIPAS Ruteng itu dalam sambutannya saat acara pembukaan rapat kerja cabang dan pembekalan caleg di Aula Efata Ruteng, Sabtu (17/11/2018) sore.
Ia menambahkan, di tengah badai dan retorika politik tersebut, partai Demokrat tetap menunjukan jati diri dan menampilkan identitasnya yang tak pudar yakni nasionalis religius.
Spirit ini menjadikan Demokrat sebagai partai politik berintegritas di antara sejumlah partai lain di Indonesia.
Ketua DPC Demokrat Manggarai, David Suda mengajak para peserta agar dalam rapat tersebut hendaknya dianggap sebagai moment untuk menyatukan proses, ide, cara, dan strategi untuk memenangkan pemilu 2019 mendatang.
Menurut David, rapat kerja cabang dan pembekalan sengaja dilakukan untuk bersinergi, membangun soliditas, dan merawat semangat persatuan partai Demokrat di semua tingkatan demi menggapai kemenangan di pemilu tahu 2019 mendatang.
“Mari kita berpikir bersama untuk memenangkan pemilu 2019,” ajak David.
Menurut dia, ada banyak manfaat di balik rapat kerja cabang dan pembekalan bagi para caleg.
Sebab itu, ia meminta para caleg agar disiplin mengikuti kegiatan sebagai bekal dalam pertarungan politik di pemilu 2019.
Target Menang Dua Kali Lipat
Sementara itu, salah satu utusan pengurus pusat partai Demokrat, Benny K Harman menargetkan pemilu 2019 bakal menang dua kali lipat dari perolehan pemilu sebelumnya.
BKH mengungkapkan, untuk DPR RI pada pemilu tahun 2009 lalu, partai Demokrat meraup 148 kursi.
Sedangkan pemilu tahun 2014 menurun dan hanya mendapatkan 61 kursi.
Mantan wakil ketua komisi III DPR RI mengharapkan tahun 2019, partai Demokrat bisa meraup di atas 80 kursi.
“Demikian pula di tingkat provinsi, kalau pada saat ini di tingkat provinsi (NTT) hanya 8 demokrat, maka kita berusaha dua kali lipat, kalau bisa kita dapat 15 kursi,” katanya saat pembukaan kegiatan rapat kerja dan pembekalan caleg tersebut.
Untuk diketahui, pada pemilu 2014 lalu partai Demokrat mendapatkan 8 kursi di DPRD Provinsi NTT dengan perolehan suara sebanyak 241.400.
Di tingkat kabupaten Manggarai, lanjut dia, kalau tahun 2014 lalu partai berlambang mercy itu hanya dapat 4 kursi, maka harus punya cita-cita bisa menang dua kali lipat di pemilu 2019 mendatang. Setiap dapil minimal dapat dua kursi.
“Itu cita-citanya. Kalau tidak punya cita-cita begitu tidak usah berpartai kita. Mengapa kita punya cita-cita itu? Supaya kita bisa mencalonkan bupati di tingkat kabupaten, tidak usah koalisi dengan partai lain,” ujar BKH.
Dikatakan, pada pemilu tahun 2019 mendatang setiap partai politik berkesempatan merebut kekuasaan.
Atas hal itu, BKH mengingatkan sejumlah caleg Demokrat bahwa berpartai bukanlah tempat untuk berkongko-kongko dan bersenang-senang. Namun tujuan berpartai adalah untuk merebut kekuasaan melalui pemilu.
“Melalui pemilu kita merebut kekuasaan eksekutif, kita merebut kekuasaan legislatif. Mengapa kita merebut kekuasaan ini? Untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia seluruhnya,” ujar BKH.
Menurut mantan calon Gubernur NTT itu, perebutan kekuasaan tentu saja demi melaksanakan cita-cita dan ideologi partai Demokrat, yakni membangun Indonesia yang adil, demokratis, dan sejahtera.
“Kita harus menang pemilu di setiap level. Kita harus menang merebut kekuasaan untuk mengusung Presiden, Gubernur, dan Bupati,” imbuhnya.
Penulis: Ardy Abba