Ruteng, Vox NTT- Puluhan anggota masa bimbingan (Mabim) Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Ruteng mendapatkan materi pengantar jurnalistik.
Materi pengantar jurnalistik pada jenjang pendidikan formal kedua dalam ber-PMKRI itu diberikan oleh salah satu redaktur VoxNtt.com, Ardy Abba di aula BKKBN Kabupaten Manggarai, Sabtu (24/11/2018).
Dalam paparannya, Ardy Abba mengatakan, masyarakat umum dan mahasiswa penting dibekali teori jurnalistik agar tidak cepat termakan berita-berita hoaks.
“Jika kita sudah tahu tentang peran dan etika jurnalistik, termasuk cara membuat berita yang baik dan benar, maka saya pastikan kita tidak cepat termakan isu hoaks yang tentu saja mengancam bangsa ini,” ujar Ardy Abba.
Menurut dia, ada banyak berita dari berbagai situs saat ini yang menyajikan informasi kepada khalayak tidak sesuai dengan prinsip-prinsip pers sebagaimana telah diamanatkan dalam UU Nomor 40 tahun 1999.
Misalnya, sebut Ardy Abba, ada situs online yang mengaku perusahan media massa, namun ada banyak beritanya merupakan hasil plagiat. Parahnya, situs-situs tersebut malah tidak mencantumkan sumber media, tempat ia mengambil berita itu.
“Jangan jauh-jauh, kita di NTT ini saya sering temukan dalam suatu kejadian, wartawan medianya tidak ada di lapangan. Namun seolah-olah ada dalam narasi beritanya. Setelah dicek ternyata beritanya hasil plagiat,” tandas mantan Presidium Pengembangan Organisasi (PPO) PMKRI Ruteng itu.
Padahal, kata dia, secara konseptual jurnalistik itu dipahami dari tiga sudut pandang. Ketiganya yakni, sebagai proses, teknik, dan ilmu.
Ia menguraikan, jurnalistik sebagai proses berarti ada aktivitas mencari, mengolah, menulis, dan menyebarkan informasi kepada publik melalui media massa.
Lalu, sebagai teknik berarti ada keahlian (expertise) atau keterampilan (skill) dalam menulis karya jurnalistik. Hal ini juga termasuk keahlian dalam mengumpulkan bahan penulisan seperti, peliputan peristiwa dan wawancara.
Kemudian, jurnalistik sebagai ilmu berarti ada bidang kajian mengenai pembuatan dan penyebarluasan informasi melalui media massa. Jurnalistik termasuk ilmu terapan (applied science) yang dinamis dan terus berkembang sesuai perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, serta dinamika di masyarakat.
Selain itu, dalam paparannya pula Ardy Abba menyebut, standar terkecil dalam penulisan berita yang baik dan benar sesuai kaidah jurnalistik dikenal dengan 5W+1H (who, what, where, when, why, dan how), kemudian menggunakan kerangka piramida terbalik.
Ia menjelaskan, piramida terbalik merupakan struktur berita yang menempatkan informasi dengan urutan prioritas paling penting di bagian atas. Kemudian, di susunan berikutnya dengan derajat penting yang berbeda-beda.
”Artinya, kita menulis mulai dari hal-hal penting yang menjadi inti pokok dalam pemberitaan. Semakin ke bawah, semakin tidak penting,” jelas Ardy Abba.
Terpantau, puluhan anggota muda PMKRI Ruteng tampak antusias dalam mengikuti materi pengantar jurnalistik yang berlangsung selama kurang lebih tiga jam itu.
Hal itu ditandai dengan banyaknya anggota muda yang aktif bertanya seputar jurnalistik kepada Ardy Abba.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut kebanyakan hasil dari pantauan anggota muda PMKRI di lapangan seputar karya jurnalistik para wartawan. Pasalnya, ada banyak karya jurnalistik yang diduga disajikan ke publik tidak sesuai dengan kaidah.
Penulis: Kristian Oristri, anggota muda PMKRI Ruteng.
Catatan: Pembuatan berita tentang kegiatan ini adalah tugas yang diberikan pemateri kepada semua anggota muda PMKRI Ruteng. Kiriman Kristian Oristri dipilih dan dipublikasikan dengan berbagai pertimbangan tim redaksi VoxNtt.com yang tentu saja setelah proses editing.