Soe, Vox NTT-Kota Soe, ibukota Kabupaten Timor Tengah Selatan, propinsi NTT memproduksi 80 meter kubik sampah setiap hari. Sampah yang paling banyak adalah jenis plastik popok bayi.
Hal itu disampaikan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kebersihan dan Pertamanan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP), Ayub Alunpah yang diwawancarai VoxNtt.com, Rabu (23/01/209).
Ayub mengatakan, di Kota Soe sendiri ada 38 tempat pembuangan sampah (TPS) yang tersebar.
“Untuk TPS sudah mencukupi. Kalau mau tambah maka sebaiknya drum sampah karena dengan drum masyarakat lebih sadar membayar biaya retribusi seharga Rp 5 ribu. Kalau TPS banyak rumah tangga yang buang sampah namun kendalanya banyak yang tidak bayar biaya retribusi sampah,” ujar Ayub.
Dengan drum sampah, kata dia, setiap rumah tangga bisa membayar biaya angkut sehingga menambah pendapatan daerah dari biaya retribusi sampah.
Menurut Ayub, di musim hujan pihaknya menyiasati dengan pengadaan mantel hujan bagi 68 orang petugas yang ada.
“Kita juga punya jadwal tetap pagi dan sore mengangkut sampah,” katanya.
Jumlah armada pengangkut sampah sebanyak enam unit truk dimana tiga unitnya sudah termakan usia dan sering rusak.
Namun, lanjut Ayub, petugas tetap menyiasati agar dalam sehari semua sampah bisa diangkut.
“Kami dari UPT Kebersihan dan Pertamanan berharap masyarakat semakin sadar untuk membuang sampai di atas pukul 18.00 Wita atau jam 6 sore hingga pukul 06.00. Ini untuk memudahkan proses pengangkutan,” harap Ayub.
Pantauan VoxNtt.com, sepekan terakhir walau hujan intens mengguyur Kota Soe dan sekitarnya namun petugas UPT Kebersihan tetap beraksi membersihkan dan mengangkut sampah.
“Kami warga Kota Soe senang dengan para petugas kebersihan yang selalu kerja giat di lapangan walaupun hujan. Pemkab TTS tentu harus memperhatikan berbagai kebutuhan kerja mereka,” ujar Markus Liunima, salah seorang penjual di Pasar Inpres SoE kepada media ini.
Penulis: L. ULAN
Editor: Irvan K