Oelamasi, Vox NTT- Nikolaus Fandy, pengendara sepeda motor mengaku kesal melihat jalan Claretian menuju Matani, Penfui Timur, Kabupaten Kupang.
Nikolaus kesal karena jalan menuju Matani bak “sawah siap tanam”. Kondisinya rusak parah dan banyak lubang, penuh dengan genangan air saat musim hujan.
Nikolaus adalah salah satu mahasiswa dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang berdomisili di Matani, Penfui Timur, Kabupaten Kupang. Ia tiap hari menggunakan jalan tersebut dengan sepeda motor penuh tabah.
Ia mengaku sudah tiga kali jalan sepanjang kurang lebih 15 KM itu ditimbuni tanah putih pada beberapa bagian jalan rusak dan berlubang.
“Ini su yang ketiga kaka. Dong tumpuk tanah putih di ini jalan yang lubang-lubang. Akhirnya saat hujan datang ini jalan jadi becek dan air tergenang di mana-mana. Lubang su dalam tambah got tidak ada, jadi ya susah kalau kita buru-buru pakai motor,” ujar Nikolaus kepada VoxNtt.com, Senin (4/2/2019).
Hal senada juga disampaikan Januar Ola, salah seorang pengendara lainnya.
Ia bahkan mengatakan kondisi jalan berlubang dan becek itu mirip sawah yang siap ditanami padi.
“Su ke sawah saja kak. Sawah yang su habis bajak ko siap tanam. Barangkali tanah putih yang dong timbun karena hujan dan air tergenang di dalamnya jadi becek parah,” ujar Januar.
Ia herharap agar pemerintah tidak menimbun jalan tersebut dengan tanah putih dan segera dibangun aspal.
“Kan hanya berapa meter saja to. Aspal su. Daripada begini ni pas hujan lagi,” tukasnya.
VoxNtt.com menelusuri kondisi jalan yang menghubungan jalur Elatri-Matani-Kaniti hingga Osiloa itu.
Tak jauh dari jalur utama masuk ke cabang Matani, ada dua lubang berdiameter 2 Meter persis di tengah jalan.
Saat hujan mengguyur Kupang dan sekitarnya selama dua pekan terakhir, membuat lubang berdiameter 2 Meter dan kedalaman hingga 8-10 CM itu digenangi air dan becek.
Jika kendaraan ramai, jalan jadi macet. Beberapa kendaraan roda dua dan empat kerap mengantre di titip lubang.
Penulis: Ronis Natom
Editor: Ardy Abba