Labuan Bajo, Vox NTT- Perhimpunan Wartawan Manggarai Barat (PWMB) memberi piagam penghargaan kepada tokoh- tokoh teladan di Labuan Bajo, Sabtu (9/2/ 2019).
Kegiatan dalam rangka merayakan Hari Pers Nasional (HPN) yang ke 34 ini dilakukan di berbagai tempat di Labuan Bajo.
“Penghargaan berupa piagam dan pengalungan selempang Manggarai, serta topi Manggarai. Adapun juga uang tetapi jumlahnya sedikit saja,” ungkap Ketua PWMB, Servatinus Mammilianus di sela-sela kegiatan pembagian piagam penghargaan.
Menurut dia, tokoh-tokoh teladan yang dipilih oleh PWMB sudah melalui pengamatan sejak 3 bulan lalu.
“Sebagai bentuk apresiasi terhadap sosok-sosok teladan di Labuan Bajo, PWMB memberikan piagam penghargaan buat mereka. Tokoh-tokoh teladan yang dipilih PWMB merupakan hasil penilaian dan pantauan selama 3 bulan terakhir,” jelas Servatinus.
Menurut Servatinus kegiatan tersebut adalah bentuk apresiasi atas segala karya selama ini. Karya para tokoh teladan ini, kata dia, telah berdampak pada kepentingan banyak orang.
”Intinya memberikan apresiasi kepada sosok teladan untuk memberi motivasi dan spirit baru, serta pengakuan bahwa mereka telah berkarya untuk orang banyak, memberi inspirasi,” katanya.
Ia berharap jiwa sosial dan kerja keras para tokoh teladan, bisa tertular bagi orang lain di Manggarai Barat.
Jika semakin banyak sosok yang bekerja dan berkarya untuk kepentingan banyak orang tanpa memikirkan untung rugi, maka tentu Manggarai Barat akan semakin maju.
Sebab itu, jurnalis Pos Kupang itu mengimbau agar anak-anak muda di Manggarai Barat khususnya dan di NTT umumnya untuk ikut terlibat dalam melakukan gerakan kebaikan. Hal ini tentu saja demi memajukan Manggarai Barat dan NTT.
Untuk diketahui, adapun tujuh tokoh teladan yang versi PWMB yaitu:
Pertama, Sr. Maria Yosephina Pahlawati, SSps, pengelola lembaga rumah singgah korban kekerasan perempuan dan anak St. Theresia Labuan Bajo.
Kedua, Sr. Angela Rosa, SSps, pengelola panti cacat kusta unit Binongko Labuan Bajo
Ketiga, Br. Sherwin Alcata, pengelola panti asuhan MOP Labuan bajo.
Keempat, Nobertus Nabur, pensiunan guru yang selama mengabdi menjadi guru, terlama ada di sekolah terpencil.
Kelima, Brigpol Ardianus Don Bosko Bhabinkantibmas desa Pondo, bekerja dan berkarya aktif di bidang pertanian.
Keenam, Brigpol Dewa Arif Bhabinkamtibmas desa Mbakung, turut terlibat aktif dalam mengajar di sekolah-sekolah yang kekurangan guru.
Ketujuh, Mikael Gadut, yang berprofesi sebagai petani karena atas kerja keras dan upayanya mengembangkan sayur di daerah pariwisata Labuan Bajo.
Penulis: Sello Jome
Editor: Ardy Abba