Labuan Bajo, Vox NTT-Dugaan pemotongan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) oleh pendamping Desa Golo Lewe Kecamatan Kuwus, Valens Gama sedang ditangani oleh Satuan Petugas Bantuan Sosial (Satgas Bansos) dan Polres Manggarai Barat (Mabar).
Sebelumnya, Rabu 13 Februari 2019 lalu, sejumlah masyarakat Golo Lewe mendatangi Dinas Sosial Mabar.
Mereka datang untuk menanyakan pemotongan bantuan dana PKH yang diterima ratusan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Desa Golo Lewe.
Baca Juga: Pendamping PKH di Desa Lewe Diduga Potong Dana Bantuan
“Untuk masalah ini sudah ditangani oleh Satgas Bansos dan melibatkan pihak Kepolisian,” ungkap Ema Wensislaus, Koordinator Kabupaten (Korkab) PKH Mabar II saat ditemui VoxNtt.com di ruang kerjanya, Kamis (14/2/2019).
Wensislaus menuturkan, Satgas Bansos bersama Kepolisian sudah bertemu Valens untuk meminta klarifikasi dan penjelasan lebih lanjut terkait hal ini.
Saat dimintai keterangan, Valens menjelaskan proses penyaluran bantuan saat itu terjadi pada tanggal 7 Februari di Balai Desa Ranggu oleh Agen BRILink Maju Jaya.
Saat itu, Kata Wensislaus, Valens hadir hanya untuk memonitoring penyaluran bantuan.
Ia menjelaskan bantuan yang dibagikan oleh agen disertai dengan struk penarikan. Dan saat itu uang yang diterima oleh KPM tidak dihitung di depan Valens selaku pendamping.
“Saat KPM melakukan print out jumlah uang di buku tabungan barulah KPM tahu bahwa jumlah yang diterima dan yang ada di dalam buku tabungan berbeda,” jelas Wensislaus.
Baca Juga: Dinsos Mabar Segera Tangani Masalah Dugaan Pungli di Golo Lewe
Wensislaus selaku Korkab PKH mengaku sudah mengecek di BRI. Hasilnya, ada 24 KPM yang jumlah uangnya mengalami selisih. Itu terutama antara penerimaan dan jumlah uang dalam tabungan.
“Selisihnya pun berbeda-beda. Paling kecil itu Rp 75.000 dan paling besar Rp 600.000,” ungkapnya.
Dia menambahkan, untuk dana bantuan PKH, baru Desa Golo Lewe yang mengalami masalah selama program ini berjalan.
Penulis: Sello Jome
Editor: Ardy Abba