Borong, Vox NTT- Menyangrai kopi dengan kuali tanah ternyata memiliki sensasi tersendiri.
Selain ketahanan aroma kopi, juga memiliki keunggulan lain yang tidak kalah penting.
Menyangrai kopi seperti itu, dapat dijumpai di beberapa wilayah di Manggarai Raya, Flores, NTT.
Di selatan Kabupaten Manggarai Timur (Matim), misalnya, kebiasaan menyangrai kopi dengan kuali tanah masih terus dilakukan dan dipertahankan warga.
Beberapa warga yang ditemui VoxNtt.com mengaku, kopi yang disangrai melalui kuali tanah memiliki kelebihan, dibandingkan kuali yang terbuat dari aluminium.
Pada Minggu (17/2/2019), VoxNtt.com mendatangi rumah Vilomena Nai (52) di Kampung Sambi, Kelurahan Tanah Rata, Kecamatan Kota Komba yang tengah menyangrai kopi.
Alat sangrainya sangat sederhana yakni sebuah irus yang terbuat dari tempurung kelapa yang diikat pada sebilah kayu bambu.
Kepada VoxNtt.com ia mengaku, kopi yang disangrai dengan kuali tanah memiliki beberapa keunggulan.
Keunggulan itu, kata dia, pertama, wangi kopi bertahan sampai seminggu.
Sejak gadis, Vilomena Nai yang kini beranak satu ini mengaku sudah menyangrai kopi dengan kuali tanah.
Ia pun tahu betul perbedan aroma dan rasa kopi yang disangarai dari kuali tanah dengan kuali buatan aluminium.
Kedua, kopi yang disangrai hasilnya merata. Kata Mena, demikian istri Ambrosius Mando (40) disapa, hasil kopi yang disangrai dengan menggunakan kuali tanah sangat merata.
“Kalau pakai aluminium hasilnya tidak bagus, tidak merata biji kopi yang digoreng kadang sudah masak ada juga yang belum,” ungkapnya.
“Makanya saya pakai kuali tanah,” sambung Mena.
Wanita kelahiran 1967 itu juga mengatakan, menyangrai kopi menggunakan kuali tanah selain karena aroma, hasilnya merata, di sisi lain yakni upaya untuk menjaga hasil karya kerajinan orang Rongga.
“Kita menghargai mereka yang buat ini dan ini sudah diwarisi sejak dahulu kala, makanya kita wajib memakainya,” tukasnya.
Menurut Mena, di beberapa wilayah Matim jarang ditemukan kuali tanah apalagi untuk menyangrai kopi.
“Mungkin hanya ada di kita saja yang pakai kuali tanah,” imbuhnya.
Secara terpisah, Ester Elu (63) mengaku kopi yang disangrai kuali tanah sangat berkualitas.
Dikatakannya, kopi yang disangrai dengan kuali itu, aromanya sangat terasa dan itu yang nantinya memberikan kenikmatan tersendiri bagi para pecinta kopi.
“Wanginya kan tahan lama itu yang buat kita nikmat,” kata Ester.
Kendati demikian, kata dia proses pematangan kopi membutuhkan waktu yang lama. Namun, menurut Ester itu bukanlah masalah.
“Paling agak lama kalau kualinya belum panas, tapi kalau sudah panas, itu cepat masaknya,” tukasnya.
Penulis: Sandy Hayon
Editor: Ardy Abba