Soe, Vox NTT-Suku Boti, di Kecamatan Kie, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) ternyata punya kearifan lokal tersendiri untuk mengatasi kemalasan dan kemiskinan . Apa itu?
Raja Boti, Nama Benu pernah ditanyai VoxNtt.com saat mengunjungi kampung adat Boti beberapa waktu lalu.
Raja Nama Benu, saat itu, mengatakan, dia dan masyarakatnya menolak keras penyaluran beras miskin (Raskin) kepada masyarakat di wilayah kekuasaannya.
Menurut Raja Benu, dengan mendapatkan raskin, masyarakatnya bisa malas untuk mengolah kebun karena keenakan dengan bantuan.
Raja Benu mengatakan, dengan menolak Raskin bukan berarti melawan pemerintah. Namun menurutnya hal itu dilakukan agar masyarakat tidak dimanjakan dan akhirnya meninggalkan pola hidup bertani atau berkebun.
Kerja sama dan gotong royong bagi Raja Boti merupakan warisan adat istiadat suku Timor yang masih terpelihara dengan baik hingga saat ini.
Selain bergotong royong dalam membangun kebun, setiap Minggu, dilaksanakan kerja bakti memperbaiki jalan raya yang rusak atau membersihkan rumput di sepanjang jalan.
Pencuri Tak Dihukum
Selain menolak raskin, warga Boti yang ketahuan mencuri ternyata tidak dihukum atau dijebloskan ke penjara.
Para pencuri malah diberikan barang atau hewan yang dikumpulkan dari warga lain.
“Misalnya, kalau ada yang curi sapi maka kita kumpul masyarakat untuk berikan pencuri itu sapi,” ceritanya dalam Bahasa Dawan.
Sumbangan kepada si pencuri diberikan agar dia bisa berubah dan tidak mengulangi lagi perbuatanya.
Bagi Raja Boti, si pencuri melancarkan aksinya karena kekurangan. Maka, untuk mengatasi masalah pencurian, masyarakat secara suka rela memberinya apa yang dibutuhkan.
Penulis : L. Ulan
Editor: Irvan K