Borong, VoxNTT- Pengamat sosial dan politik, Lasarus Jehamat menilai penetapan hari Rabu sebagai hari berbahasa Inggris (English Day) perlu ada kesadaran elite politik.
Hal itu diungkapkan Lasarus dalam keterangan tertulisnya saat dihubungi VoxNtt.com, Kamis (21/2/2019) pagi.
Baca Juga: Pelantikan Pejabat di Matim Tidak Pakai Bahasa Inggris, Padahal Hari Rabu
“Itu lebih ke kesadaran elite dalam praktik regulasi di negeri ini,” ungkap peneliti Institut Sophia Kupang itu.
Dosen Sosiologi Universitas Nusa Cendana (Undana) itu juga menilai banyak yang gemar mengutak atik dunia simbolis aturan, tetapi jarang mempraktikan aturan itu di masyarakat.
Maka kata dia, usaha pertama yang perlu dilakukan adalah menjaga dan meningkatkan kemauan semua pihak menggunakan bahasa Inggris.
Di lain sisi, menurut Lasarus sosialisasi diikuti praktik terus menerus di semua level.
Labih lanjut Lasarus menilai efektivitas peraturan gubernur Nomor 56 tahun 2018 tentang Hari Berbahasa Inggris, sangat bergantung pada kemauan membumikan aturan itu.
“Pemimpin harus menjadi suluh dan obor pertama agar masyrakat ikut,” tukasnya.
Penulis: Sandy Hayon
Editor: Ardy Abba