*)Puisi-puisi Niko Puka
PEREMPUAN ITU
Tentang hari yang selalu memesan cerita
Pada menu waktu yang tersedia di balik
Senyum tipis, perempuan itu
Goresan hangat di bibir cangkir
Perempuan itu melumat habis
Titik-titik manis yang ia teguk pada bait-bait puisi
Pada tiap sudut lorong yang ia tapaki
Pada tiap jengkal yang ia ukir. Sendiri
Perempuan itu adalah kata
Yang sedang bercerita pada kopi yang mendingin
PAHLAWAN TAK BERNAMA
Sajadah tua ini merenta
Sejak sajak mengajak berperang
Mengotori tiap sudut bait
Pada luka yang menangis
Syair itu hampir jadi
Sewaktu darah mengotori tubuhnya
Meretakkan cermin semangatnya
Tapi ia semakin menjadi
Sunyi menepi dalam ramai
Mata menidur dan tertidur. Pulas
Sedang tangan masih bersenjata
Ia meniduri waktu. Kata mereka.
Luka dan kata pun terbawa
Membungkus tubuh yang belum bersua
Meninggalkan selamat tinggal
Yang meredup pada
Puisi yang belum larut.
Siapa?
Entah,
Mungkin ia tak punya nama
Untuk bercerita.
PADA SABDA YANG MENJELMA
Serumpun kata menuang sabda
Mengetuk malam memanggil pagi
Meramu serpihan kata elok
Menguat pikiran menjaga badan
Makna suci terungkap kini
Subuh menganga meresap sepi
Menjamu Surga hilang neraka
Pada bagian terakhir berpijak
Sabda Sang Sabda selalu berarti
Tuk tobatkan manusia bertopeng
Membuka hati para insani
Yang penuh debu berbalut dusta
Jelmaan sabda-Mu menenun kasih
Membagi cerita dalam sepi
Melukis diri pada titah suci
Di jalan yang masih setengah jadi
Tepat di pinggir ayat
Kau merayu penuh iba
Ambillah dan bacalah.
SURAT UNTUK GADIS DESA
/I/
Pada kemarin, aku selalu memberi diri untuk
hari ini. Dan untuk hari ini, aku selalu berhutang cinta
di hari kemarin. Menurutmu, apakah aku boleh dikatakan
selingkuh pada hari? Kurasa tidak. Karena aku hanya ingin
selingkuh pada kata, pada cantikmu, dan pada rindumu
yang selalu kau sematkan pada hari yang mulai menua.
/II/
Terakhir, jangan lupa untuk sampaikan salamku
pada cantikmu. Jangan biarkan ia ternoda oleh
kata-kata lain, sebab rinduku akan menangis
ketika rindu yang cantik itu harus mengeja
ke lain rasa.
*Niko Puka adalah Frater TOR Ritapiret, Pencinta Sastra dan Teater