Kupang, Vox NTT – Demokrasi sesungguhnya memberi ruang bagi masyarakat untuk menentukan pilihan terhadap partai politik (parpol), maupun figur berdasarkan keyakinan dan harapan akan perubahan.
Hal itu diungkapkan calon anggota DPRD Provinsi NTT dari Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Daerah Pemilihan (Dapil) VII, TTU-Belu-Malaka, Tri Andyos Prawira Manu kepada VoxNtt.com, Selasa (16/04/2019) pagi.
“Namun seringkali, setiap perhehalatan Pemilu baik Pilpres, Pileg dan Pilkada, selalu diwarnai dengan money politic (politik uang), yang justru menciderai demokrasi itu sendiri,” ujar Caleg nomor urut 8 itu.
Ia mengatakan, pemuda yang juga terlibat dalam proses demokrasi justru sering terjebak dan akhirnya berada dalam lingkaran permainan money politic.
“Ini sebenarnya sudah merusak tatanan demokrasi yang seharusnya memberi pembelajaran politik, ” tegas Andyos.
Karena sampai kapanpun, kata dia, kalau masih ada yang namanya money politic, tidak akan menghasilkan pemilih yang cerdas. Begitu juga akan berpeluang tidak bisa menghasilkan wakil rakyat yang berkualitas.
“Pemuda yang notabenenya adalah generasi penerus bangsa, harusnya jangan terjebak dan bisa menjadi contoh sekaligus bisa ikut memerangi gaya permainan oknum yang memanfaatkan masyarakat dengan uang, untuk kepentingan politik, ” ungkapnya
Andyos berharap, pihak penyelenggara maupun aparat juga harus berani mengambil sikap tegas dengan sanksi yang berat, apabila ada yang bermain uang dalam setiap proses politik.
“Karena semua pasti berharap demokrasi di Indonesia akan lebih baik. Biarkanlah masyarakat memilih dengan keyakinannya, bukan karena dibeli dengan uang, ” tutup Andyos.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Ardy Abba