Borong, Vox NTT-Sebanyak 21 Kepala Keluarga (KK) menjadi korban akibat bencana longsor di Bea Dolor, Desa Compang Necak, Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Provinsi NTT.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPMD) Matim, Antonius Dergong saat dihubungi VoxNtt.com, Selasa (23/04/2019) sore.
“Akibat yang ditimbulkan sebanyak 21 Kepala Keluarga (KK) mengalami dampak dari bencana ini berupa kebun kemiri dan sawah,” ujarnya.
Kata Dergong, saat ini dirinya bersama tim sedang berada di Benteng Jawa, ibu kota Kecamatan Lambaleda.
“Kami posisi di rumah dinas Camat Lamba Leda sekarang,” akunya.
Berdasarkan informasi dari petugas dari lokasi longsor, lanjut Dergong, mulai hari ini aliran air Wae Togong sudah jalan lagi karena bagian hilir dari kali itu sudah jebol/amblas.
Ia sudah mengimbau kepada masyarakat di bantaran sungai Wae Togong mulai dari desa Compang Necak, Golo Nimbung, Lencur dan desa Haju Wangi agar waspada.
“Kondisi belum aman karena di daerah longsor masih rawan akan terjadi longsor lagi terutama apabila terjadi hujan,” imbuhnya.
Untuk diketahui, longsor hebat itu terjadi pada Rabu 17 April 2019 lalu.
Kepada VoxNtt.com, Jumat 04 April 2019 lalu, Dergong mengatakan, akibat longsor tersebut sungai Wae Togong tertutup timbunan tanah dan batu.
Air sungai yang berada di perbatasan Kecamatan Lamba Leda dan Sambi Rampas tersebut tidak mengalir menuju laut Flores, bagian utara Matim.
Longsor mengakibatkan sungai Wae Togong mengalami kekeringan di wilayah Bawe, Desa Haju Wangi, karena material longsoran ini menumpuk di sungai Wae Togong.
Penulis: Sandy Hayon
Editor: Ardy Abba