Ruteng, Vox NTT- Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Manggarai menilai pemerintah di kabupaten itu tak serius untuk mengurusi masalah sampah.
Ketua GMNI Cabang Manggarai, Rikardus Joman menyatakan, persoalan sampah di daerah itu sudah terjadi sejak lama. Namun hingga kini belum ada solusi terbaik dari Pemkab Manggarai.
Menurut Rikardus, Pemkab Manggarai lamban dalam menangani masalah sampah.
Sebagai akibatnya, Ruteng ibu kota Kabupaten Manggarai dinobatkan menjadi salah satu kota kecil terkotor di Indonesia versi Kementerian Lingkungan dan Kehutanan (KLHK) periode 2017/2018.
“Persoalan ini sudah berlangsung lama, sejak Kota Ruteng mendapat predikat sebagai salah satu kota terkotor dan sejak saat itu juga ada berbagai tanggapan dari masyarakat Manggarai dengan melibatkan diri secara langsung untuk mengambil bagian dalam menjaga kebersihan di Kota Ruteng,” ujar Rikardus kepada VoxNtt.com, Minggu (19/05/2019).
Baca Juga: Kesal dengan Pemkab Manggarai, Warga Hadang Mobil Sampah
Namun demikian, ia kembali menegaskan Pemkab Manggarai tidak serius dalam menangani masalah sampah.
Rikardus bahkan menilai Pemkab Manggarai memperkerjalan Dinas Lingkungan Hidup Daerah (DLHD) hanya untuk memindahkan tumpukan sampah dari Tempat Pembuangan Sementara (TPS) ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Poco, Kecamatan Ri’i.
Baca Juga: Pemkab Manggarai Segera Kaji Keberadaan TPA Poco
Ia menambahkan, persoalan sampah menjadi polemik berkempanjangan. Itu karena proses pengolahan sampah di TPA Poco belum dimaksimalkan.
Ditambah lagi saat ini, masyarakat di sekitarnya mengeluhkan asap dan bau busuk dari TPA Poco.
Baca Juga: JPIC Minta Pemkab Manggarai Segera Tuntaskan Masalah TPA Poco
“Ini merupakan sebuah kejanggalan besar dari pemerintah yang tidak pernah memikirkan dampak dari tumpukan sampah yang berada di sekitar pemukiman warga,” ujar Rikardus.
GMNI Manggarai, kata dia, secara tegas meminta kepada Pemerintah agar segera menyelesasikan polemik TPA Poco dengan mencari solusi yang efektif.
“Jangan tunggu ada korban, amarah yang memuncak dari masyarakat, baru hiruk pikuk untuk mencari solusi. Aksi protes dari masyarakat yang terjadi adalah bentuk peringatan kepada pemerintah. Bahwa pemeritah selama ini menetapkan sebuah keputusan tanpa mempertimbangkan berbagai aspek,” tegasnya.
Penulis: Pepy Kurniawan
Editor: Ardy Abba
https://www.youtube.com/watch?v=m07YkjJFceU