Kupang, Vox NTT – Badan SAR Nasional (Basarnas) Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar pelatihan pertolongan di bangunan runtuh bagi potensi SAR di daerah itu, di Hotel Neo Aston, Kota Kupang, Senin (29/07/2019).
Kegiatan itu mengusung tema “Melalui Rapat Koordinasi Pencarian dan Pertolongan Tahun 2019, Kita Tingkatkan Koordinasi dan Kerja Sama dengan Potensi Pencarian dan Pertolongan dalam Rangka Pelaksanaan Operasi Pencarian dan Pertolongan dan Penanganan Penemuan Pengungsi dari Luar Negeri dalam Keadaan Darurat di Wilayah Kerja Kantor Pencarian Dan Pertolongan Kelas A Kupang”
Direktur Operasi Basarnas, Brigjen TNI (Mar) Budi Purnama kepada wartawan usai pembukaan kegiatan itu menjelaskan, rapat koordinasi ini sebagai wahana untuk menyamakan persepsi.
“Meningkatkan komitmen, koordinasi dan sinergitas antara Basarnas dengan potensi pencarian dan pertolongan guna menunjang kegiatan penyelenggaraan tugas-tugas pencarian dan pertolongan, baik pada kecelakaan penerbangan, kecelakaan kapal, bencana alam, dan kondisi membahayakan manusia,” jelas Purnama.
Ia mengatakan, salah satu materi dalam latihan itu bagaimana Basarnas menangani pentahapan dari proses penanganan pengungsi luar negeri.
“Kita gunakan refrensi Undang-undang nomor 125 dan Basarnas sudah membuat suatu prosedur di dalam peraturan Badan SAR Nasional nomor 9 untuk bagaimana untuk menangani pengungsi luar negeri, ” ujarnya.
Ia mengatakan, kunci sukses penanganan suatu kejadian kecelakaan dan bencana adalah kerja sama.
“Soliditas dan sinergi dari setiap institusi atau organisasi yang terlibat dalam sebuah operasi pencarian dan pertolongan. Mereka hadir dengan kemampuan dan kekuatan yang dimiliki, kemudian dihimpun oleh sebuah sistem operasi yang menjamin bahwa kemampuan dan kekuatan tersebut dapat dimanfaatkan untuk menjawab tantangan tugas di lapangan,” jelasnya
Alat kesiapan utama kata dia, masih terbatas termasuk personel. Sejak di awal tahun 70-an Basarnas terus membangun baik personel maupun alat utamanya itu kapal untuk di laut dan juga pesawat helikopter.
“Kita masih memerlukan waktu untuk terus menambah. Kondisi saat ini masih 30 persen. Sehingga secara bertahap karena anggaran pemerintah pusatkan juga terbatas, banyak juga yang harus dibangun salah satunya itu SAR Nasional, ” katanya
Ia mengatakan, NTT menjadi salah satu perhatian pemerintah pusat karena letaknya secara geografis berada di paling selatan.
“Dan kemudian mengawasi juga alur laut kepulauan Indonesia di mana kita harus bisa memberikan jaminan keselamatan bagi pengguna jasa transportasi darat, laut, dan udara, ” ungkapnya
Di NTT kata dia, ada dua kantor SAR yakni di Kupang dan di Maumere.
“Tidak seperti provinsi lain. Ini akan sangat efektif. Kalau ditunjang oleh kekuatan SAR lainnya. Potensi SAR dari TNI, dari Polri, dan masyarakat seluruhnya untuk bersama-sama melengkapi tugas SAR di daerah ini,” tuturnya.
Tahun ini lanjut dia, sudah direncanakan penambahan fasilitas. Itu beberapa kantor SAR termasuk Maumere dan di Kupang menjadi perhatian kantor pusat Basarnas di Jakarta untuk terus menambah.
“Tidak hanya alutnya tetapi juga personelnya juga,” tandasnya
Sementara untuk jumlah personel kata dia, masih terbatas baik di kantor pusat SAR, maupun di pos-pos SAR hanya 30 persen.
“Kita akan tambah terus. Mungkin untuk penambahan kantor SAR untuk sementara belum. Untuk penambahan personel dan perlengkapan dan termasuk alutnya itu yang kita fokus perhatikan,” imbuhnya.
Diselenggaranya pelatihan itu kata dia, diberikan kepada seluruh potensi SAR dan masyarakat untuk sama-sama membangun suatu image, bahwa Kupang pun mampu melaksanakan resskill secara mandiri.
“Itulah jawabannya dari keterbatasan personel,’’ pungkasnya.
Lanjut dia, jumlah anggota SAR di Indonesia berjumlah 3.000 personel dari kebutuhan 10.000.
“Masih kurang banyak,” tuturnya.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Ardy Abba