Borong, Vox NTT-SMAN 7 Borong memiliki cara yang berbeda untuk memeriahkan perayaan Hari Ulang Tahun Negara Republik (HUT RI) yang ke-74.
Sekolah yang berada di Desa Gurung Liwut, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) itu, memilih untuk melakukan atraksi tentang sejarah perjuangan rakyat Indonesia merebut kemerdekaan.
Pantauan VoxNtt.com, Jumat (16/08/2019) malam, kegiatan yang berlangsung di lapangan terbuka itu, tidak hanya dihadiri oleh para pelajar tetapi juga ribuan warga dari berbagai tempat.
Atraksi ini melibatkan 47 penari. Mereka pun sangat serius memperagakan setiap peran yang telah ditugaskan. Ada yang menjadi rakyat jelata, para petani dan adapula serdadu.
Atraksi itu, dimulai dari kehidupan rakyat Indonesia yang aman dan damai sebelum penjajahan, masuknya penjajah, perang menggunakan bambu runcing hingga memproklamirkan kemerdekaan.
Para penonton yang menyaksikan atraksi itu pun tampak merinding, juga memberikan apresiasi kepada SMAN 7 Borong.
“Jujur atraksi seperti ini saya baru pertama kali nonton di Manggarai Timur. Ini sangat luar biasa kita bisa merasahkan getaran semangat kemerdekaan dengan atraksi ini. Ke depan semoga bisa buat lagi,” ujar Febian warga Borong kepada VoxNtt.com.
Masyarakat Belajar Sejarah
Sementara itu, staf pengajar yang juga pembimbing atraksi, Imam Mozar menjelaskan pertunjukkan itu bersumber dari sebuah tulisan sejarah yang utuh dan sah.
“Ini betul-betul dari skrip naskah tentang sejarah bagaimana kemerdekaan Indonesia itu, kemudian kami kolaborasikan sesuai kebutuhan pertunjukan,” ujar Imam di sela-sela kegiatan itu.
Persiapan itu lanjut dia, membutuhkan waktu dua minggu mulai dari tahap latihan hingga pada proses komposisi panggung.
Tujuan kegiatan lanjut Imam, untuk mengingat kembali memori perjuangan rakyat Indonesia untuk warga dan juga para pelajar.
“Tidak semua anak-anak dan masyarakat tahu tentang sejarah kemerdekaan, mungkin mereka malas baca buku tetapi dengan kegiatan ini diharapkan mereka bisa tahu tentang sejarah,” tukas pria asal Bima itu.
Pertunjukan itu jelas dia, sengaja digelar di lapangan terbuka agar semua pihak bisa menyaksikan dan mempelajari sejarah, kesenian dalam pementasan dan keberanian berbuat dalam kondisi yang serba terbatas.
“Ini adalah kado kecil yang kami berikan untuk Negeri ini,” tukasnya.
Senada dengan Imam, Kepala Sekolah (Kepsek), SMAN 7 Borong, Rudolfus Supratman menjelaskan kegiatan itu baru pertama kali digelar oleh sekolah itu.
Menurut Rodolfus, acara itu juga melibatkan beberapa Sekolah Menengah Pertama (SMP) untuk mengisi acara.
“Kita berkomitemen ke depan kegiatan ini bisa dilakukan lebih meriah lagi, terimkasi kepada semua pihak yang sudah mengambil bagian untuk menyukseskan kegiatan ini,” imbuhnya.
Penulis: Sandy Hayon
Editor: Ardy Abba