Ende, Vox NTT-Yohana Helena Fiorola Ire (15), siswa kelas X IPA 3 SMAK Syuradikara, Ende, Flores terpilih sebagai Parlemen Remaja 2019 yang diselenggarakan oleh Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI.
Yohana bersama Gustino Anjelo Bastian, siswa dari SMAK Frateran Maumere, Dionisius Kause dari SMA Negeri 1 Soe dan Yesaya Putra Dappa Ole dari SMA Negeri 1 Waingapu akan mewakili pelajar NTT dari daerah pemilihan I (Flores, Lembata, Alor) dan daerah pemilihan II (Timor, Sabu, Rote dan Sumba).
Bersama dengan keempat peserta lainnya tersebut, ia akan belajar tentang mekanisme kerja-kerja anggota dewan di Senayan pada awal September 2019 nanti.
“Ia, seleksinya cukup ketat selama hampir dua bulan ini. Materi yang diseleksi mulai dari penilaian essai, Curriculum Vitae (CV) menyangkut prestasi dan penilaian pengalaman organisasi sosial. Mereka juga diminta buatkan video program,” jelas Jhon Ire, orang tua Yohana kepada VoxNtt.com di Ende, Selasa (27/08/2019) siang.
Ia menyebutkan, dari 11.825 peserta yang ikut seleksi se-Indonesia dan 421 siswa se-NTT, keempat siswa tersebut dinyatakan lolos. Mereka diundang oleh Biro Pemberitaan Parlemen bersama 124 peserta lainnya secara Nasional untuk mengikuti kegiatan tersebut di Wisma DPR RI, Jakarta.
“Kami sebagai orang tua tentu terus mendukung untuk aktif mengembangkan diri. Di era yang sangat kompetitif ini sekaligus juga ada banyak tawaran instant, kami mendorong agar anak-anak terus tekun mengembangkan diri baik aspek intelektual maupun karakter dan kepekaan sosialnya,” ungkap Jhon seraya berharap menjadi inspirasi anak-anak NTT.
Tentang Parlemen Remaja
Informasi yang dihimpun VoxNtt.com bahwa Parlemen Remaja merupakan program Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI melalui Biro Pemberitaan Parlemen.
Program ini pada dasarnya untuk memberikan pendidikan politik dan demokrasi kepada para generasi muda sedini mungkin. Di sisi lain diakui bahwa pendidikan politik di kalangan remaja saat ini masih terbatas.
Selain itu, ditambah dengan adanya ketidakberimbangan informasi politik yang beredar di masyarakat terutama yang disampaikan oleh media merupakan urgensi perlunya diadakan kegiatan yang dapat memberikan gambaran nyata kepada generasi muda tentang tugas dan fungsi parlemen.
Sehingga, Sekretariat Jenderal dan Badan keahlian DPR RI, melalui Biro Pemberitaan Parlemen mengadakan kegiatan Parlemen Remaja yang diadakan tiap tahun sejak tahun 2008 silam.
Kemudian, adanya amanat dari Asosiasi Parlemen Dunia (IPU) yang menetapkan tanggal 15 September sebagai “International Day Of Democracy”.
Indonesia yang sebagai bagian dari keanggotaan IPU yang diamanatkan untuk menyelenggarakan kegiatan Parlemen Remaja sebagai wahana pendidikan Demokrasi.
Untuk itu kegiatan Parlemen Remaja yang setiap tahun diselenggarakan DPR RI telah memberi dampak pada peningkatan pemahaman para remaja tentang bagaimana proses demokrasi dan proses politik bekerja di Indonesia.
Selain itu dapat lebih mengenalkan para remaja mengenai DPR RI sebagai Lembaga Negara yang melaksanakan fungsi politik baik di bidang legislasi, anggaran dan pengawasan.
Secara konkret, Parlemen Remaja ini bertujuan untuk memasyarakatkan fungsi dan peranan DPR-RI kepada remaja sebagai fenerasi penerus bangsa.
Selain itu, untuk memberikan pemahaman kepada remaja (siswa SMU/SMK) tentang proses pembuatan kebijakan publik di Parlemen dan untuk meningkatkan pemahaman remaja tentang proses demokrasi di Indonesia melalui pelaksanaan simulasi Parlemen.
Adapula secara khusus bertujuan untuk mendidik remaja yang kritis dan mengetahui tentang proses politik di Indonesia sehingga akan memperkuat partisipasi publik dalam proses politik.
Kemudian, agar pelajar dapat memahami tata cara berparlemen dan praktek debat politik di DPR-RI dan meningkatkan pengertian dan pemahaman tentang demokrasi.
Menyuarakan aspirasi kelompok remaja dengan memberikan kebebasan untuk mengemukakan pandangan dan pemikiran politisi; membangun hubungan baru serta menggalang persahabatan abadi selepas pelaksanaan Parlemen Remaja.
Penulis: Ian Bala
Editor: Ardy Abba