Atambua, Vox NTT-Proyek drainase di Desa Rinbesihat, Kecamatan Tasifeto Barat dan di Desa Leuntolu, Kecamatan Raimanuk, Kabupaten Belu diduga ‘siluman’.
Betapa tidak, sejak dikerjakan pada akhir Agustus hingga hampir selesai, di dua lokasi proyek tersebut tidak terpasang papan informasi.
Padahal papan informasi yang berisikan identitas proyek sangat penting. Kondisi tersebut masih belum berubah hingga Selesa pagi (03/09/2019).
Selain itu, meski berlokasi di jalan nasional dengan intensitas lalu lintas yang padat, papan informasi keselamatan juga sangat minim.
Terhitung sudah tiga kali VoxNtt.com melakukan pantauan langsung di lokasi proyek. Di dua lokasi proyek, hanya ada satu papan peringatan keselamatan berukuran 20 × 30 cm.
Di Leuntolu, para pekerja dan pengawas mengaku tidak mengetahui ketika ditanyai mengenai papan informasi proyek. Hal serupa juga terjadi di lokasi proyek yang terletak di Desa Rinbesihat.
Lantaran tidak ada papan informasi, VoxNtt.com mengonfirmasi langsung ke kontraktor yang mengerjakan saluran drainase Leuntolu.
Menurut pengakuan tukang dan pengawas, pekerjaan tersebut milik seseorang yang bernama Akeong.
Anehnya, ketika dikonfirmasi Akeong juga mengaku tidak mengetahui soal data proyek yang sementara ia kerjakan.
Kepada VoxNtt.com melalui pesan singkat, ia mengaku hanya bekerja saja karena diajak temannya.
Akeong memang membenarkan bahwa pekerjaan drainase di Desa Leuntolu dikerjakannya. Namun ia tidak mengetahui nilai kontrak, nama perusahan, dan data lainnya terkait proyek tersebut.
“Itu pekerjaan, saya diberitahu oleh Om Fredik. Dia bilang, ini ada pekerjaan dari Dinas PU punya. Saya bilang oke, jadi kami bagi. Bagi tiga,” jelas Akeong ketika dihubungi VoxNtt.com.
Ditanyai mengenai alasan tidak dipasang papan informasi proyek, Akeong mengaku dirinya hanya sub.
Urusan data proyek, kata dia, adalah tanggung jawab pihak yang menurut Akeong adalah kontraktor bernama Fredik Muskanan.
“Om Fredi tidak omong dengan pak dorang kah? Sebenarnya,saya juga tidak mau kerja pak, tapi mereka yang ajak bilang ada kerja jadi saya bilang baik,” ujar Akeong.
Kondisi tidak adanya informasi tentang data proyek juga terjadi pada proyek drainase di Desa Rinbesihat. Di lokasi ini juga sama sekali tidak terlihat papan informasi proyek. Informasi keselamatan pengguna jalan sangat minim, padahal pekerja menumpukan material hingga badan jalan.
Beberapa kali dihubungi melalui nomor telepon yang didapat awak media ini, kontraktor bernama Fredik Muskanan tidak merespon. Pesan yang dikirim ke nomor ponselnya hanya dibaca, namun tidak merespon.
Tidak hanya tanpa data, pengawas yang mengaku bernama Amos Muskanan juga ternyata tidak mengetahui soal keberadaan proyek yang setiap hari ia awasi.
Ditanya soal papan nama proyek, nama perusahan,nilai kontrak, Amos mengaku tidak mengetahu dan tidak mengerti.
Ia mengaku disuruh oleh bapaknya. Amos juga mengatakan bahwa dirinya masih sambil belajar, sehingga ia tidak mengetahui soal proyek tersebut.
“Saya baru jadi pengawas karena bapak yang suruh jadi saya tidak tahu,” jelas Amos singkat saat ditemui di lokasi proyek di Dusun Maktaen, Desa Rinbesihat.
Selain tidak memiliki data, diduga campuran yang digunakan tukang tidak sesuai Rencana Anggaran Biaya (RAB).
Amos mengaku campuran yang digunkana 8:1.Ditanya apakah campuran tersebut sudah sesua RAB, ia kembali mengaku tidak mengetahuinya.
Pengawasannya hanya sebatas untuk memastikan agar bahan dan material tidak tekor.
Terpisah, Kepala Dinas PU Kabupaten Belu Vincent Laka yang dikonfirmasi pada Senin malam (02/09/2019), mengaku bahwa proyek tersebut bukan dari Dinas PU.
Sebelum memberi jawaban,Vincent terlebih dahulu memastikan soal data proyek tersebut.
Ia lalu memberikan jawaban bahwa proyek drainase tersebut bukan bagian dari proyek Dinas PU Kabupaten Belu.
“Saya sudah cek ke staf, itu bukan kita punya pekerjaan. Itu pekerjaan UPR yang kantornya di Motabuik. Adik bisa hubungi Pak Erwin,” jelas Vincent melalui pesan WhatsApp-nya.
Terpisah, Erwin yang dihubungi VoxNtt.com juga mengaku bahwa proyek tersebut bukan tanggung jawabnya.Ia bahkan tidak tahu-menahu soal proyek tersebut.
Selain itu, beberapa kali ia ke lokasi proyek, namun tidak pernah bertemu dengan kontraktor yang bernama Fredik Muskanan.
Akibatnya papan informasi dan hal teknis lain yang mau diawasi tidak bisa ia sampaikan ke Fredik.
“Saya bukan sebagai penanggung jawab pekerjaan tersebut. Saya kemarin diperintahkan Kadis PUPR untuk sampaikan ke pelaksana untuk segera pasang rambu-rambu petunjuk pengaman di sepanjang lokasi pekerjaan, tapi sesampainya di lokasi cuma ketemu tukangnya saja. Pelaksananya sampai saat ini saya tidak tahu orangnya,” jelas Erwin.
Selain tidak pernah bertemu kontraktor, Erwin mengaku proyek tersebut diduga tidak diketahui Kepala Dinas PU Kabupaten Belu
Sebab ketika dikonfirmasi, Kadis PU Vincent Laka juga mengaku tidak mengetahui soal proyek drainase tersebut. Ia malah menduga proyek tersebut adalah proyek siluman.
“Proyek siluman ini,” tandas Vincent singkat sambil meminta agar media memberitakan keberadaan proyek tersebut.
Ketidaktahuan Kadis Vincent ini dibenarkan Erwin. Menurut Erwin, pihak pekerja tidak memberitahukan pekerjaan tersebut di Dinas PU Kabupaten Belu.
“Betul sekali karena pasti mereka tidak pernah memberitahukan ke Dinas PUPR makanya pak Kadis juga tidak tahu. Karena saya ke lokasi cuma ketemu tukang saja dan mereka tidak tahu pekerjaannya dari mana,” jelas Erwin.
Penulis: Marcel Manek
Editor: Ardy Abba