Ruteng, Vox NTT – Salah satu bakal calon Bupati Manggarai, Kornelis Dola resmi mendaftar di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk maju di Pilkada serentak tahun 2020 mendatang, Sabtu (21/09/2019).
Didampingi keluarga dan tokoh adat, pria asal Cibal itu menyambangi sekretariat DPC PDIP Manggarai untuk menyerahkan berkas pendaftaran.
Kedatangan rombongan tersebut diterima langsung oleh Ketua panitia pendaftaran bakal calon Bupati dan Wakil Nupati DPC PDIP Manggarai, Klementius R. Sakri Pedo dan beberapa pengurus partai lainnya.
Usai mendaftar, di hadapan pengurus partai dan beberapa awak media, Kornelis Dola mengungkapkan alasannya mendaftar di partai besutan Megawati Soekarno Putri itu.
“Saya melihat partai ini adalah partai pejuang, Negara ini maju karena ada perjuangan. Saya sendiri juga merasakan bahwa saya adalah seorang pejuang, sekalipun belum banyak orang yang mengetahuinya. Tapi orang yang selama ini dekat dengan saya pasti tahu bagaimana diri saya. Itulah alasan saya mendaftar di PDI Perjuangan ini,” ungkapnya.
Menurut dia, PDIP merupakan partai yang sangat besar, nasionalis dan menjadi salah satu garda terdepan untuk mempertahankan NKRI.
PDIP juga kata Dola, merupakan partai yang mempunyai tempat istimewa di hati masyarakat karena selalu mendengar dan merespon keluhan kaum marhaen.
“Sebagai warga Negara yang mencintai NKRI, saya harus mendaftar di sini karena kami memiliki konsep yang sama untuk membangun bangsa ini khususnya Kabupaten Manggarai yang tercinta,” katanya.
Alumnus STKIP Paulus Ruteng itu (sekarang UNIKA St. Paulus) mengaku sudah siap maju di Pilkada Manggarai tahun 2020 mendatang. Ia juga mengaku sudah melakukan kerja politik sejak lama.
Keputusan untuk bertarung kata dia, setelah melihat dan mendegar keluhan dari masyarakat terkait banyaknya persoalan yang terjadi di Manggarai.
“Saya sudah siap sejak lama untuk bertarung di Pilkada Manggarai, selama ini kami sudah berkerja untuk itu. Saat kunjungi masyarakat saya coba menawarkan berbagai ide untuk menyelesaikan berbagai persoalan, mereka menerimanya dan kami mulai sepaham. Sehingga mereka juga mau mendukung saya untuk bertarung nantinya,” ungkap mantan ASN di Kabupaten Manggarai Timur (Matim) itu.
Dola menambahkan, proses pendaftaran itu juga ingin menegaskan dan menjawab keraguan publik terkait pencalonan dirinya.
“Saya sudah putuskan untuk pensiun dini, sebenarnya 6 tahun lagi. Sudah banyak pengorbanan selama ini, untuk mengabdi kepada masyarakat memang harus butuh pengorbanan. Tidak mungkin saya lakukan itu kalau hanya main-main untuk maju dan saya juga tidak sedang menjadi tameng dari figur tertentu. Hari ini juga saya menegaskan bahwa saya sungguh-sungguh untuk bertarung,” tegasnya.
Terkait kondisi Manggarai saat ini, Dola menilai bahwa sudah pas sesuai dengan kemampuan pemimpin, kebijakan dan kemampuan negara.
Tetapi, Dola mengaku belum pernah melihat sesuatu yang fantastis atau luar biasa selama ini.
Sebab menurut dia, hingga kini Manggarai belum menjadi daerah yang maju karena kurang memanfaatkan potensi-potensi yang ada.
“Yang belum terlihat adalah hal-hal yang fantastis, bagaimana hal yang biasa menjadi luar biasa. Karena kalau kelola uang dengan biasa-biasa saja, menurut saya tidak seberapa. Semua orang juga bisa,” ujarnya.
“Orang selalu bangga bahwa daerah kita adalah daerah pertanian tapi belum terlihat bahwa kita hidup dengan pertanian, orang melihat daerah kita ini daerah pariwisata tapi belum terlihat bahwa kita hidup dengan pariwisata, orang melihat daerah kita ini daerah peternakan tapi kita belum melihat bahwa daerah kita ini hidup sebagai peternak yang hebat. Itulah yang belum fantastis. Semua yang kelola daerah ini masih abu-abu, samar-samar begitu,” tambahnya lagi.
Ia berjanji apabila terpilih, sesuai dengan komitmennya untuk membuat hal biasa menjadi luar biasa akan tercapai.
Menurut dia, selama ini kurangnya anggaran menjadi penghambat percepatan pembangunan.
Sehingga menjadi pemimpin kata dia, jangan hanya mengandalkan Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK), tetapi harus mampu mencari sumber dana lain atau extraordinary.
“Tapi itu tergantung kehebatan seorang pemimpin untuk berkomunikasi, lakukan lobi, bergaul dan kerja sama dengan orang pusat untuk mendapat anggaran di luar DAK dan DAU, tapi kalau pemimpin tidak punya kemampuan jangan harap untuk cepat maju,” katanya.
Terkait dua figur yang datang dari Cibal yakni Bupati Deno Kamelus dan dirinya, Dola menanggapinya dengan santai.
“Intinya saya orang Cibal asli, saya tidak mau berkomentar tentang pa Kamelus (Bupati Manggarai) apakah dia Cibal asli atau tidak biarkan dia sendiri yang mengatakannya, tapi soal kebenarannya nanti biarkan dunia yang akan menjawab,” katanya.
“Saya berani untuk maju bukan soal saya dan pa Kamelus. Bukan karena sentimen pribadi, kami tetap saudara. Di dalam keluarga kalau lahir seorang atau dua orang pemimpin, itu keluarga hebat. Mengapa mesti takut kalau adik kakak atau bapa dengan anak itu sama-sama bertarung. Itu membuktikan bahwa dari Cibal itu dua-duanya hebat. Saya tidak bisa mengatakan pa Kamelus itu tidak hebat, tapi saya hebat. Saya juga bisa seperti pa Kamelus tapi ini soal waktu saja,” tambahnya lagi.
Penulis: Pepy Kurniawan
Editor: Ardy Abba