Kupang, Vox NTT-Kepala dan staf pada biro Pemerintahan Setda NTT harus menanggung malu lantaran hukuman squat jump sebanyak 10 kali yang diberikan Gubernur NTT, Viktor Laiskodat.
Betapa tidak, hukuman itu disaksikan ribuan hadirin yang memadati GOR Flobamora Kota Kupang, Kamis (24/10/2019).
Amarah Viktor mencuat gegara mikrofon yang digunakan dalam pertemuan akbar bersama ribuan kades/lurah, camat dan para bupati itu, tidak berfungsi dengan baik.
Kurang lebih 2300-an Kepala Desa dari seluruh NTT, SKPD, dan para Kepala Daerah ikut menyaksikan hukuman tersebut sembari tertawa riuh.
Sebagian undangan juga tampak tepuk tangan saat menyaksikan para bawahan Gubernur NTT itu melakukan squat jump.
Pantauan VoxNtt.com, hukuman itu diperintah Gubernur NTT, usai Kepala Biro Pemerintahan Setda NTT, Doris Rihi memberikan laporan kepanitiaan di atas mimbar.
Dalam sambutannya Viktor menjelaskan bahwa hukuman bukan karena benci tetapi untuk latihan. Menurutnya, kerja itu pasti ada kesalahan, tidak ada yang sempurna.
“Sedikit masalah itu biasa, tidak ada orang yang sempurna, tetapi kalau tidak sempurna itu harus dihukum, supaya besok bisa sempurna,” jelas Viktor.
“Hidup ini butuh proses, belajarlah dari proses menuju kesempurnaan,” sambung Viktor.
Berikut video squat jump kepala dan staf Biro Pemerintahan NTT yang didapat VoxNtt.com
Pertemuan Kades dan Lurah se-NTT
Sehari sebelumnya pada Rabu (23/10), Kadis PMD NTT, Peter Manuk menjelaskan kegiatan akbar tersebut diinisiasi oleh Biro PEM dan difasilitasi oleh Dinas PMD NTT.
Pertemuan dihadiri seluruh Kepala Desa se-NTT, lurah, wali Kota serta para bupati.
Hingga Rabu sore, jumlah kepala desa dan lurah yang dipastikan hadir sebanyak 2300 orang.
“Jarak antara gubernur dan desa itu jauh. Forum esok itu (hari ini) kepala desa mendengar pesan langsung dari Gubernur NTT. Forum pencerahan kepada kepala desa Kades punya kiat lebih membawa desanya lebih maju”, jelas Petter Manuk di Ruang Humas NTT 23/10.
Menurutnya sangat banyak desa di NTT yang masuk dalam kategori desa tertinggal.
Untuk itu, sebanyak 7 kepala desa yang akan hadir memberikan presentasi keberhasilan pembangunan di desa dan BUMDes.
“Desa Boru kecamatan Wulanggitang di Flores Timur menjadi Desa Mandiri. Dominan di NTT masuk kategori desa tertinggal. Ada sekitar 700-an desa tertinggal”, kata dia.
Ada 7 kepala desa yang dihadirkan memyampaikan keberhasilan pembangunan di desa diantaranya, Kades Desa Mata Air, Kabupaten Kupang, Benyamin Kanuk yang berhasil membangun BumDes untuk memberdayakan Desa Mata Air.
Keberhasilan kepala desa tersebut salah satunya dengan membangun kawasan wisata desa yakni Pantai Sulamanda.
“Ada juga kafe yakn 3 Kafe, J19 dan DH Cafe. Kami menanam Bakau 2800 pohon juga membangum Posyandu Disabilitas. Gizi buruk dan Stunting tidak ada di desa saya”, jelas Kades Desa Mata Air, Benyamin saat ditanya VoxNtt.com.
Hadir juga James R. Sumba, Kepala Desa Oenggaut Kecamatan Rote Barat, Kabupaten Rote.
Lewat BUMDes, James membangun kawasan wisata pantai Lifu yang dilengkapi flying bike, spot foto dan tempat santai.
Dengan modal alokasi dana desa, wisata pantai Lifu mendapat pemasukan Rp 48 juta selama 3 bulan.
Sementara Laurensius Seran, Kepala Desa Kufe’u, Kecamatan Io Kufeu Labupaten Malaka berhasil menanam Marungge organik.
Selain itu, Yustinus Berelelo Kepala Desa Lakmaras, Kecamatan Lamaknen Selatan, Belu, berhasil membudidayakan Kopi Lakmaras dengan jumlah lahan 77 Hektar.
Penulis: Ronis Natom
Editor: Irvan K