Kupang, Vox NTT-Direktur Pelayanan untuk Advokasi dan Perdamaian Indonesia (PADMA Indonesia), Gabriel Goa, menilai Gubernur NTT, Viktor Laiskodat hanya garang kepada ASN tapi lembek kepada pelaku human trafficking.
Pernyataan ini disampaikan Gabriel menanggapi hukuman squat jump yang diberikan Gubernur Viktor kepada ASN di Biro Pemerintahan Pemprov NTT, Kamis (24/10/2019) di GOR Flobamora, Kota Kupang.
Kepada VoxNtt.com, Kamis (24/10), Gabriel menyebut, hukuman squat jump di hadapan ribuan undangan tersebut, dari sisi etika agak kurang bijak dilakukan. Apalagi, kata Gabriel hukuman itu hanya disebabkan oleh onarnya mikrofon.
“Kan hanya karena mikrofon. Kita orang NTT ini punya budaya menghargai. Apalagi para ASN itu bukan anak kecil dan itu juga acara resmi. Kalau dalam acara olahraga yah wajar saja”, jelas Gabriel, Kamis (24/10) malam.
Gabriel menambahkan, sebaiknya Gubernur NTT, garang terhadap pelaku human trafficking seperti yang ia janjikan berapi-api sesaat sesudah dilantik setahun lalu.
“Pak Gubernur harus konsisten dengan ucapan yang bilang mau patahkan kaki pelaku human trafiking. NTT itu darurat human trafficking”, imbuh Gabriel.
Dari Patahkan Kaki Mafia Hingga Ancaman Tendang Kepala Kadis Nakertrans
Apalagi, demikian Gabriel, Gubernur NTT tidak hadir dalam acara Rakornas Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan human trafficking di NTT beberapa waktu lalu.
“Lebih baik dia bangun kerja sama dengan seluruh Kades dan kepala daerah untuk berantas pelaku human trafficking dan berantas korupsi”, pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala dan staf pada biro Pemerintahan Setda NTT harus menanggung malu lantaran hukuman squat jump sebanyak 10 kali yang diberikan Gubernur NTT, Viktor Laiskodat.
Betapa tidak, hukuman itu disaksikan ribuan hadirin yang memadati GOR Flobamora Kota Kupang, Kamis (24/10/2019).
Amarah Viktor mencuat gegara mikrofon yang digunakan dalam pertemuan akbar bersama ribuan kades/lurah, camat dan para bupati itu, tidak berfungsi dengan baik.
Kurang lebih 2300-an Kepala Desa dari seluruh NTT, SKPD, dan para Kepala Daerah ikut menyaksikan hukuman tersebut sembari tertawa riuh.
Sebagian undangan juga tampak tepuk tangan saat menyaksikan para bawahan Gubernur NTT itu melakukan squat jump.
Pantauan VoxNtt.com, hukuman itu diperintah Gubernur NTT, usai Kepala Biro Pemerintahan Setda NTT, Doris Rihi memberikan laporan kepanitiaan di atas mimbar.
Dalam sambutannya Viktor menjelaskan bahwa hukuman bukan karena benci tetapi untuk latihan. Menurutnya, kerja itu pasti ada kesalahan, tidak ada yang sempurna.
“Sedikit masalah itu biasa, tidak ada orang yang sempurna, tetapi kalau tidak sempurna itu harus dihukum, supaya besok bisa sempurna,” jelas Viktor.
“Hidup ini butuh proses, belajarlah dari proses menuju kesempurnaan,” sambung Viktor. (VoN).