*Puisi-puisi Epi Muda                                                                      

Asap Dupa

Seumpama kumpulan kata-kata

yang berterbangan menghiasi pundak kertas

melahirkan  tulisan yang penuh kahyal

asap dupa

aku mencari secuil kata

yang sedang beranak pinak dalam puisi rinduku

Ruang kuliah, 2020

 

Life

Semakin sepi hidup ini

semakin juga menyayat hati

kau pulangkan cintaku

saat aku bercumbuh denganmu melalui ruang imajinasiku

dan stressku adalah puisi tentangmu

sakitku adalah sajak yang gugur dalam derita

adakah cintamu masih cumbuh di musim semi?

Taman baca, 2020

 

Air Mata Ibu

Sebait rindu selalu menepi kala sunyi mendekat

Air mata ibu adalah tetesan kasih sayang

Aku tak tahu harus berbuat apa

karena cinta itu selalu ada air mata yang dituai

 

Saat ibu meneteskan air mata

aku selalu menampung air matanya

dan menyimpan dalam ingatanku

bahwa air mata ibulah yang membuat aku

merasa kasih seorang ibu

kasih itu tak pernah layu dalam mencintaiku

Aku tahu bahwa ibuku adalah wanita pemerhati

yang selalu mencium keningku saat aku terlelap

dalam imajinasiku

 

Kapela novisiat, 2020

 

Luna

Ketika malam menjemput

di ujung langit

kau menebar pesona

menghiasi malam yang muram

 

Pesonamu adalah cinta yang utuh

membias dan meresap dalam ubun-ubun

manusia pencinta dunia cinta

 

Barangkali memandangmu terus

membuat mata ini selalu menangis

karena terangmu sedang menitipkan secuil rindu

 

Taman sentral, 2020

 

Ruang tanya

Semenjak itu ia selalu jatuh

pada cinta yang lembayung

saat cinta sedang melingkar dalam raut wajahnya

selalu ada ruang tanya

yang masih memungkinkan ia untuk diam sejenak

dalam memori yang telah berlalu

tentang lembaran cinta yang lapuk

ketika tanya itu jatuh pada titik rindu

 

Ruang tanya itu adalah ia menemukan jawaban singkat

yang barangkali akan menjadi cerita cinta pertama

sebelum ia mati di atas pangkuan cinta itu sendiri

Kamar tidur, 2020

 

*Penulis Epi Muda, lahir di Larantuka,11 september 1997. Penulis sekarang sedang menjalani masa Novis di Novisiat St.Yosep Nenuk-Atambua. Penulis juga tergabung dalam anggota Sastra Kotak  Sampah (SKS) Nenuk