Bajawa, Vox NTT- Taman Baca Sa Nai Riung menggelar gebyar literasi di pesisir Riung, Kabupaten Ngada, Sabtu (18/01/2020). Kegiatan itu berlangsung di Aula SMAK Kejora Riung.
Dalam pelaksanaan gebyar literasi ini, Taman Baca Sa Nai Riung juga menggandeng beberapa pihak sebagai penyelenggara.
Mereka ialah Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM) Kabupaten Ngada dan Rumah Literasi Cermat Bermartabat (Cermat), serta Yayasan Wini Unggul Kabupaten Nagekeo.
Gebyar literasi antara lain diisi dengan kegiatan seminar literasi dan motivasi, ngobrol pintar (Ngopi) dan ekoliterasi.
Kegiatan tersebut diikuti oleh peserta dari beberapa sekolah di antaranya, SMAK Karolus Riung dan dan Madrasah Aliyah Muhamadiyah (MAM) Riung.
Kegiatan gebyar literasi di pesisir Riung dimulai dengan kegiatan motivasi literasi. Pematerinya adalah Emanuel Djomba, Dosen sekaligus Direktur Rumah Literasi Cermat di Kecamatan Wolomeze, Kabupaten Ngada.
Pada kesempatan itu, Emanuel juga sempat berbagi ilmu tentang arti ekoliterasi.
“Literasi ekologi akan membawa kesadaran kita pada suatu pemikiran bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa alam, sedangkan alam malah bisa hidup tanpa manusia,” katanya.
Menurut Emanuel, literasi ekologi harus dapat dimaknai sebagai cara manusia modern mencerdaskan manusia lain.
Itu terutama dalam memahami dampak buruk pengaruh kebakaran hutan dan lahan, masalah sampah plastik, pemanasan global dan sebagainya.
Dua pemateri berikutnya ialah Benediktus Lago dan Oskarianus Meta.
Keduanya membawakan materi tentang “pendidikan untuk semua dan merajut masa kini, menggapai cita-cita masa depan dan menjadi abdi kampung”.
Kegiatan literasi di pesisir Riung mendapat antusiasme dari para pelajar. Ini adalah kegiatan pemacu semangat literasi pertama di Kecamatan Riung.
Menurut Ketua Taman Baca Sa Nai Riung, Mustakim, kegiatan ini bertujuan untuk memotivasi minat belajar bagi pelajar SMA.
Para pelajar terutama yang kelas 3, bisa menjadikan kegiatan ini sebagai bekal menghadapi UN dan kesiapan mereka mengikuti tes atau ujian masuk ke Perguruan Tinggi Negeri.
Pengejawantaan minat literasi, kata Mustakim, juga diharapkan mampu merangsang minat baca.
Rangsangan minat baca tentu saja sebuah semangat dalam dunia pendidikan untuk menemukan inovasi baru menuju dunia kerja dan kehidupan bermasyarakat.
Menurut dia, semangat literasi di Kabupaten Ngada sejauh ini masih dalam kategori sedang. Artinya, gerakan literasi tidak begitu masif dan aktif.
Berdasarkan pantauannya, dari 22 taman baca di Kabupaten Ngada, hanya Taman Baca Pustaka Isi Langa yang terdengar masih terus aktif.
Meski begitu, Mustakim optimistis pelajar dan pemuda bisa membawa pengaruh positif di tengah masyarakat melalui literasi.
Di Riung, lanjut dia, diharapkan dengan para pemuda dan pelajar memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang tinggi, bisa mengelola Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia.
“Kami juga siap menerima perubahan yang sudah ada,” ujar Mustakim.
Penulis: Patrick Romeo Djawa
Editor: Ardy Abba