Ruteng, Vox NTT- Anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Ben Isidorus tidak setuju dengan rencana Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat untuk mendirikan pabrik semen di Lingko Lolok dan Luwuk, Desa Satar Punda, Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur (Matim).
“Kalau saya tidak setuju bangun pabrik semen itu. Kalau saya untuk apa paksakan bangunkan PT Semen di Lingko Lolok itu,” tandas Ben saat diwawancarai VoxNtt.com melalui telepon, Selasa (21/04/2020) sore.
Jika pendirian pabrik semen oleh PT Singa Merah dan PT Istindo Mitra Manggarai berdasarkan keinginan masyarakat setempat, maka Ben mengingatkan bahwa PT Semen Kupang yang sudah lama saja hanya menampung 250 tenaga kerja.
Baca:
Timbang Untung dan Buntung Pabrik Semen Lingko Lolok
“Nah, berapa sih akan menyerap tenaga kerja di Lingko Lolok itu, kapasitas pabriknya berapa? Ke mana nanti semen-semen itu?” tanya dia.
Apalagi, lanjut dia, total produksi semen di Indonesia ini baru 60 persen lebih yang dikonsumsi atau digunakan. Pasar semen di NTT pun sudah dikuasai oleh PT Semen Tonasa dan Bosowa.
Baca:
“Bagaimanapun Bentuknya, Saya Punya Tanah Tidak Boleh Diganggu”
Sebab itu, Ben menyatakan untuk tidak mendukung rencana pabrik semen di Luwuk dan Lingko Lolok.
Ia beralasan perusahaan-perusahaan semen dengan produksi besar masih sekitar 40 persen belum terpakai. Apalagi mereka sudah menguasai pasar semen.
Politisi Hanura itu mengusulkan agar Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur perlu mengembangkan sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan berskala agribisnis dan dikelola secara profesional untuk mendukung pariwisata di Labuan Bajo. Bukan malah pabrik semen yang malah merusak alam pariwisata.
“Keputusan menerima atau menolak itu ada di masyarakat, di lokasi yang rencana bangun pabrik itu,” terang Anggota DPRD NTT dari Dapil IV Manggarai, Manggarai Barat, dan Manggarai Timur itu.
Menurut Ben, sudah saatnya Pemkab Matim memikirkan serius untuk menyiapkan potensi daerahnya dalam rangka mendukung Labuan Bajo sebagai daerah pariwisata super-premium. Flores pada umumnya pun sebenarnya daerah pengembangan pariwisata, bukan pertambangan atau pabrik semen.
Baca:
PADMA Indonesia Pertanyakan Rencana Pabrik Semen di Lingko Lolok
“Kenapa sih bangun di semen di Lingko Lolok itu. Kalau saya begini, kalau bicara pariwisata bagaimana pemerintah sekarang membuat program yang mendukung kegiatan pariwisata itu sendiri,” jelas Ben.
Ia kembali mengingatkan Pemkab Matim untuk serius memetakan potensi daerahnya agar mendapatkan kue-kue pariwisata. Misalnya, sebut dia, mendorong warga untuk mengembangkan hortikultura, buah-buahan, dan lain-lain untuk kemudian dipasarkan di hotel-hotel di Labuan Bajo.
Baca:
Janji Bupati Agas di Balik Rencana Pabrik Semen Lingko Lolok Omong Kosong
“Kalau ini berjalan dengan baik maka tentu akan menyerapkan lapangan kerja atau masyarakat bisa membuka usaha dalam rangka mendukung pariwisata,” tegas Ben.
Penulis: Ardy Abba