Betun, Vox NTT- Bupati Malaka Stefanus Bria Seran merespon kritikan pedas masyarakat karena hingga kini belum ada kantor-kantor instansi pemerintah daerah.
Menurut Bupati Stefanus, hingga kini masyarakat Malaka masih hidup berkesusahan.
Sebab itu, menurut dia kantor instansi-instasi pemerintah daerah itu belum urgen untuk saat ini, karena hanya untuk kepentingan administrasi.
“Saya bisa tanda tangan di mana saja. Di dalam mobil saya itu, ada kursi dan meja. Jika dalam satu kunjungan ada yang harus saya tanda tangani maka langsung saya kerjakan. Tidak harus di kantor. Saya tanda tangan di bawah pohon, sama nilainya dengan di kantor,” tegas Bupati Stefanus saat mengunjungi pos pencegahan Covid-19 Desa Tunmat, Kecamatan Io Kufeu, Kabupaten Malaka, Senin (20/04/2020).
Bupati yang akan maju lagi pada Pilkada 2020 ini juga merespon kritikan para mahasiswa yang sering menanyakan kapan rumah jabatan Bupati dan Wakil Bupati dibangun.
“Tidak etis jika saya tidur di rumah jabatan yang mewah dan rakyat saya masih hidup dalam kesulitan. Kita kerjakan dulu, apa yang menjadi kebutuhan primer rakyat. Ingat, saya tidak menumpuk materi dengan jabatan ini. Saya hanya mau menciptakan sejarah sehingga nama saya dikenang sebagai Bupati perdana yang baik,” kata Bupati Stefanus penuh semangat.
Demi kemajuan sumber daya manusia kabupaten Malaka, Bupati Stefanus juga mengutus para pejabatnya untuk melanjutkan studi sesuai bidangnya masing – masing.
Menurut dia, hal ini dilakukan agar birokrasi di Pemkab Malaka dapat dijabat oleh orang-orang yang berkompotensi tinggi dengan inovasi baru yang cemerlang.
“Saya utus mereka sekolah tinggi biar kelak ada perubahan yang baik di birokrasi Malaka. Ini semua untuk kepentingan pelayanan masyarakat banyak di Malaka,” tandasnya.
Bupati yang harus mengakhiri masa jabatannya pada Februari 2021 ini juga mencetuskan program Revolusi Pertanian Malaka (RPM).
RPM merupakan program untuk kelimpahan makanan masyarakat Malaka. Dalam RPM, selain bawang merah juga ada balik tanah atau pacul tanah gratis menggunakan traktor untuk seluruh lahan milik rakyat.
“Rakyat terbantu dengan program RPM ini yakni balik tanah gratis menggunakan traktor. Ini adalah bagian dari revolusi pertanian,” ujar Bupati Stefanus.
Tak hanya itu, selama memimpin Kabupaten Malaka, Bupati Stefanus juga melakukan gebrakan – gebarakan yang pro rakyat dengan program unggulannya.
Salah satunya dengan menggratiskan segala macam biaya kesehatan untuk rakyat.
“Saya gratiskan biaya kesehatan untuk rakyat Malaka seluruhnya tanpa kecuali. Cukup dengan kartu tanda penduduk (KTP), masyarakat bisa berobat gratis di rumah sakit atau puskesmas. Ini berlaku di dalam dan luar Kabupaten Malaka,” katanya.
Penulis: Frido Umrisu Raebesi
Editor: Ardy Abba