SoE, Vox NTT- Isu tak sedap retaknya hubungan Bupati Timor Tengah Selatan (TTS) Epy Tahun dan Wakilnya Army Konay kembali mencuat ke publik.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) TTS Thomas Lopo, mengakui isu retaknyà hubungan Tahun-Konay sudah lama berhembus.
Ia pun mengajak semua pihak untuk belajar banyak dari seni berpolitik paket Christian Rotok- Deno Kamelus di Kabupaten Manggarai.
“Mesra dua periode, dan akhirnya Rotok menolong Kamelus meraih kursi nomor satu saat ini,” katanya dalam diskusi di WhatsApp Group VoxNtt.com-TTS, Kamis (21/05/2020) pagi.
Baca: Didaulat Bupati Epy Pimpin Doa, Suara Wabup Army Menghilang di Ujung Mikrofon
Untuk diketahui, Paket Rotok-Deno memimpin Manggarai selama dua periode, sejak 2005 hingga 2015.
Pada Pilkada Manggarai tahun 2015 lalu, Christian Rotok menjadi salah satu juru kampanye pasangan Deno Kamelus dan Victor Madur (Paket Deno-Madur).
Kala itu, pasangan Deno-Madur menang atas rival beratnya pasangan Herybertus GL Nabit dan Adolfus Gabur (Paket Hery-Adolf).
Baca Juga: Sikap Oposisi di DPRD Manggarai Melempem?
Paket Deno-Madur kemudian dinyatakan menang dengan perolehan 73.666 suara atau 50,63% dari total 145.486 suara sah.
Sedangkan Paket Hery-Adolf hanya meraup 71.820 suara atau 49,36%. Selisih suara keduanya adalah 1.846 atau 1,27%.
Thomas Lopo mengatakan, hampir semua fraksi di DPRD TTS, secara kasat mata mengakui akan keretakan hubungan duet Tahun-Konay.
“Ya kecuali fraksi pendukung mungkin. Namun ini sudah menjadi rahasia umum. Hampir dalam rapat bersama tidak pernah kelihatan Tahun-Konay duduk bersama, kecuali Rabu (20/05/2020). Keduanya tampak kaku dan salah tingkah,” kisah anggota DPRD TTS dari PKB ini.
Ia mengaku, untuk memecah “kesunyian” maka di akhir sidang paripurna dengan agenda Penyampaian dan Pembahasan LKPJ Kepala Daerah TTS, Rabu kemarin, Bupati Epy Tahun mendaulat Wakil Bupati Konay untuk memimpin doa penutup.
Baca: Soal Hubungan Retak Tahun-Konay, Begini Komentar Pengamat Hukum Undana
“Tidak seperti biasa. Doa itu tanpa gairah, bahasa tubuh memancarkan penolakan. Lidah keluh dan suara serak menghilang di ujung mik,” katanya.
Dari fenomena ini, tulis Thomas, tesis yang mengemuka paket Tahun-Konay retak.
“Silakan pembaca ajukan anti tesis untuk berdamai di ujung sintesa,” ajak Thomas.
Meski demikian, ia mengatakan pada umumnya paket pemenang periode pertama punya misi khusus untuk 5 tahun ke depan akan tancap gas dan mematok area mainnya.
“Ruang gerak wakil terus dihambat. Tak ada niat tulus wakil diberi peran. Maka matai rantai akses ke bawah wakil diputus sejak tahun pertama. Jadilah wakil ‘menganggur’,” urainya.
Penulis: Long
Editor: Ardy Abba