Ende, Vox NTT-Orang tua wisudawan Universitas Flores di Ende, NTT merasa terharu usai memindah tali toga (kucir) anak-anak mereka.
Kewenangan itu diberikan oleh pihak Kampus kepada para orangtua dalam prosesi wisuda secara virtual, Sabtu (18/07/2020) siang.
“Kami merasa terharu dan ini pengalaman yang berharga bagi kami sebagai orangtua,” tutur Sebastianus Sawu (49), warga asal Desa Watukamba, Kecamatan Maurole, Kabupaten Ende.
Sebastianus memahami prosesi wisuda virtual digelar dampak dari pandemik Covid-19. Terhadap kondisi ini, ia mengucap terima kasih kepada pihak kampus atas tata cara alternatif yang dipilih yakni wisuda virtual.
“Ya, kami juga mengikuti semua tata cara pelaksana tadi. Kami menyaksikan dan saya sendiri yang pindah tali toga. Saya terharu pak,” ungkap pria itu.
“Dengan keadaan begini, jadi kami sangat terima kasih. Ini keputusan kampus, jadi kami sangat puas,” sambung Yohana Rona (46), istri Sebastianus.
Sementara Karlina Jumba, wisudawati Program Studi Akuntansi memberi kesan puas upacara wisuda virtual. Menurutnya, prosesi macam itu baru pertama kali ia alami.
Karlina berharap agar wabah Covid-19 cepat berlalu agar aktivitas dapat kembali normal seperti biasanya.
“Ya, bapak saya sendiri yang pindah tali toga. Saya cukup puas. Harapan saya agar Covid-19 ini cepat selesai dan wisuda kali berikut tidak lagi secara online,” katanya.
Rektor Universitas Flores, Simon Sira Padji sebelumnya mengatakan, pemindahan tali toga atau kucir oleh orangtua secara legalitas dapat disahkan.
Tradisi pemindahan tali toga dari kiri ke kanan, kata dia, sebenarnya hanya sebagai tanda simbolis di lembaga perguruan tinggi yang artinya para lulusan sarjana tidak hanya menggunakan otak kiri, melainkan lebih banyak menggunakan otak kanan di tengah masyarakat.
“Itu simbolis saja setiap kali wisuda. Kan, kita tahu bahwa otak kiri itu identik dengan perasaan, emosional. Kalau otak kanan itu soal pengetahuan. Nah, itu yang para lulusan sarjana terapkan ke masyarakat,” tutur Rektor Simon.
Ia menuturkan bahwa wisuda virtual dilakukan untuk mengurangi kepadatan orang akibat Covid-19. Keputusan tersebut telah disetujui pihak Dikti.
“Ini semua karena Covid-19 sebenarnya,”ucap Simon.
Penulis : Ian Bala
Editor: Irvan K