Betun, Vox NTT-Terhitung sejak tahun 2016, program Revolusi Pertanian Malaka (RPM) berjalan di Kabupaten Malaka. Bagian dari program tersebut adalah pengolahan lahan kebun gratis menggunakan teknologi yang semakin canggih yakni traktor balik tanah.
Data yang diperoleh VoxNtt.com, Pemkab Malaka telah mengolah secara gratis lahan pertanian milik rakyat Malaka seluas 9.460,6 hektare.
Data tersebut dilansir dari buku “2 Tahun SBS Memimpin Malaka” dan buku “3 Tahun SBS Memimpin Malaka”, karya Dr. Johanes Bernando Seran, SH, M.Hum, dkk.
Pada tahun pertama Bupati Malaka, dr. Stefanus Bria Seran, MPH memimpin Malaka atau tahun pertama berjalannya Program RPM, luas olah lahan hanya 634,34 hektare.
Hal tersebut disebabkan oleh masih terbatasnya sarana, dalam hal ini traktor roda 4. Pada tahun 2016, Pemda Malaka hanya memilki 15 unit Traktor Roda 4.
Selain itu, pada tahun pertama tersebut, realisasi program ini terkendala anggaran karena Pemerintahan SBS bersama mendiang Wakil Bupati, Drs. Daniel Asa (DA) hanya menjalankan APBD yang sudah ditetapkan tahun sebelumnya atau sebelum keduanya memimpin Malaka atau sebelum RPM ada.
Namun, luas olah lahan mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada tahun ke dua kepemimpinan SBS atau tahun Ke dua orogram RPM ada di Malaka.
Pada tahun 2017 itu, jumlah fasilitas penunjang utama, dalam hal ini traktor roda empat sudah bertambah 38 unit, sehingga total menjadi 53 unit. Luas lahan yang berhasil diolah pada tahun 2017 itu pun meningkat menjadi 2.407 hektare.
Berkaca pada capain luas lahan yang berhasil diolah pada Tahun 2017 tersebut, maka pada tahun 2018 Pemda memasang target luas olahan menjadi 2.500 hektare.
Namun ternyata, pada tahun ke tiga berjalannya program RPM ini realisasinya melebihi target tersebut. Luas lahan yang berhasil diolah pada tahun 2018 itu mencapai 3.086,26 hektare, atau surplus 586,26 hektare dari target.
Salah satu sebabnya adalah bertambahnya 4 unit traktor roda empat, sehingga total traktor yang dimiliki Pemda Malaka untuk mendukung program ini menjadi 57 unit.
Pada tahun 2019 atau tahun ke empat program RPM besutan Bupati SBS ini berjalan di Rai Malaka, dengan bertambahnya 3 unit traktor. Sehingga total traktor roda empat yang dimiliki sebanyak 60 unit. Pemda Malaka kembali memasang target 2.500 hektare olah lahan gratis tersebut.
Namun, lagi – lagi target ini terlampaui alias surplus. Luas lahan yang berhasil diolah pada tahun ke empat ini ternyata mencapai 3.3333 hektar atau surplus 833 hektare.
Dengan demikian, maka total luas lahan yang sudah berhasil diolah secara gratis oleh Pemda Kabupaten Malaka melalui Program RPM selama empat tahun sebesar 9.460,6 hektare.
Sementara, pada tahun 2020, tahun ke lima SBS memimpin Malaka atau tahun ke lima program RPM berjalan, Pemda Malaka kembali menargetkan 2.500 hektare lahan milik yang bakal diolah secara gratis.
Pengerjaannya telah dimulai sejak Rabu (12/08/2020). Pada hari pertama tersebut, tercatat lebih dari 2 hektare lahan berhasil diolah di Desa Rabasa, Kecamatan Malaka Barat.
Melihat capaian pada hari pertama tersebut, lahir rasa optimis jika target 2.500 hektare tersebut bisa tercapai, bahkan kembali terlampaui.
Bupati Malaka Stefanus Bria Seran sebagai pencetus Program RPM, kepada VoxNtt.com mengaku program itu tidak dipungut biaya alias gratis.
“Rakyat yang punya tanah tetapi karena ketidakmampuan untuk olah lahan mereka maka Pemda membantu mengolahnya secara cuma-cuma, biaya ditanggung oleh Pemda Malaka. Hasilnya 100% untuk rakyat pemilik lahan karena mereka yang tanam dan mereka yang rawat atau pelihara,” kata Stefanus Bria Seran.
Penulis: Frido Umrisu Raebesi
Editor: Ardy Abba