Ruteng, Vox NTT- Suara menderu-deru muncul dari kurang lebih 750-an ibu di Karot Sondeng, Kelurahan Karot, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, Minggu (30/08/2020) sore.
Bunyi keras gemuruh bernada nyanyian dukungan terus menyambar sore itu, sesaat sebelum pasangan Deno Kamelus dan Victor Madur (Deno-Madur) bersama rombongannya memasuki rumah warga bernama Maksimus Ngkeros.
Di tengah ritus kepok tiba (acara adat penerimaan) untuk paket Deno-Madur, nyanyian kaum ibu agar pasangan itu menang Pilkada 2020 terus menggelora dari kemah.
Paket Deno-Madur dan rombongan tiba di halaman rumah Maksimus Ngkeros sekitar pukul 16.00 Wita. Sementara para perempuan yang tergabung dalam Komunitas Ibu-ibu Pemilih Cerdas (Kipas) tersebut sudah memadati kemah pertemuan lebih awal.
Bahkan ratusan anak muda lainnya menjemput paket Deno-Madur di rumah jabatan Bupati dan Wakil Bupati Manggarai dengan arak-arakan kendaraan. Deno Kamelus yang saat ini menjabat sebagai Bupati Manggarai mengendarai sepeda motornya menuju Kampung Karot Sondeng.
“Kipas!” teriak seorang perempuan pemandu acara saat paket Deno-Madur memasuki kemah. “Bersatu, berjuang, menang!” sahut ratusan ibu yang lebih banyak mengenakan baju putih dan kain songket Manggarai itu.
Sesaat setelahnya, sambil melambaikan tangan “dua jari” kaum ibu itu memberikan dukungan kepada paket Deno-Madur lewat nyanyian penuh semangat. Nyanyian itu bertujuan untuk memberi semangat dukungan kepada paket Deno-Madur dan timnya agar bekerja ekstra memenangkan Pilkada 9 Desember 2020 mendatang.
Koordinator Kipas Eti Leok dalam sambutannya mengatakan, ratusan ibu itu datang dari berbagai kelurahan di Kecamatan Langke Rembong.
Kipas, kata dia, sengaja dibentuk untuk mendukung paket Deno -Madur dalam Pilkada Manggarai tahun 2020.
“Kipas dibentuk secara spontanitas dan dalam tempo singkat. Hanya satu minggu. Ibu-ibu yang cerdas ini ingin memilih pemimpin yang cerdas,” jelas Eti.
Dalam sambutannya pula, ia menjelaskan alasan komunitasnya memilih nama Kipas. Kipas merupakan media untuk memberikan kesejukan di tengah hawa panas.
“Pada kondisi tertentu, kami harus bilang kipas!” tegasnya disambut gelak tawa peserta pertemuan.
Apalagi saat ini gemuruh dan tensi politik Pilkada Manggarai semakin tinggi. Sebab itu, ia mengimbau seluruh anggota Kipas agar tetap menjalankan politik santun dan beretika.
”Seperti apapun situasinya kita tidak usah terpengaruh, karena kita termaterai sebagai pemilih cerdas. Kita akan melawati Pilkada 2020 dengan, kita menemukan tekad memenangkan politik secara santun,” ujar Eti.
Ia menambahkan, alasan Kipas memilih paket Deno-Madur di Pilkada Manggarai 9 Desember 2020 karena sudah teruji dan terbukti.
Eti menyebut periode pertama paket Deno-Madur ada perubahan. Salah satu contoh perubahan itu ialah selama dua tahun terakhir Pemkab Manggarai di bawah kepemimpinan Deno-Madur, berturut-turut mendapat opini pengelolaan keuangan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI.
Sementara itu, bakal calon Bupati Manggarai Deno Kamelus mengaku bangga dan senang karena baru pertama dalam sejarah politik di Manggarai, di mana kaum ibu berkumpul untuk memenangkan pertarungan Pilkada.
“Ini sangat luar biasa. Saya bangga dan senang karena baru pertama dalam sejarah berpolitikan di Manggarai, di mana ibu-ibu berkumpul penuh semangat menyatakan dukungan,” puji Bupati Manggarai bergelar Doktor hukum itu.
Wakilnya Victor Madur pun yang ikut dalam tatap muka itu juga mengaku bangga dan bahagia setelah mendengar teriakan dukungan yang menggebu-gebu dari Kipas.
Deklarasi Pilkada Damai dan Santun
Dalam kesempatan tersebut, Kipas juga mendeklarasikan dukungan terhadap paket Deno-Madur di Pilkada Manggarai tahun 2020.
Satu di antara tiga poin deklarasi tersebut adalah para anggota Kipas menyatakan dalam politik Pilkada mereka bekerja dengan selalu menjunjung tinggi etika, moral, dan lainnya.
Sementara dua poin deklarasi lainnya, yakni Kipas siap memenangkan paket Deno-Madur dan berjuang dengan sekuat tenaga untuk Manggarai yang lebih baik, serta berharap agar Tuhan menyertai perjuangan Kipas.
Deno Kamelus pun menilai politik santun dan beretika sangat dibutuhkan di Manggarai dalam menghadapi situasi politik hari-hari belakangan ini.
“Ini sebuah kekuatan besar. Kita tahu berapa hari belakangan ini, ada satu praktik politik premanisme dan bahkan saya boleh bilang teror. Karena itu Kipas hadir untuk membawa kesejukan. Pesan moral dan politiknya luar biasa,” ujar Deno.
“Pertemuan ini merupakan pertemuan tim kerja. Karena itu saya tidak perlu kampanye lagi. Masing-masing kita yang akan mengkampanyekan Deno-Madur,” imbuh Deno disambut tepuk tangan para anggota Kipas.
Melihat kekompakan anggota Kipas, ia pun berjanji akan melakukan Musrenbang khusus ibu-ibu. Dalam Musrenbang itu akan merumuskan rencana kerja dan program sesuai keinginan kaum ibu di Manggarai.
Ia menambahkan, konstelasi politik Pilkada Manggarai tahun 2015 lalu dan tahun 2020 sangat berbeda. Itu terutama terkait unsur yang terlibat dalam mendukung pasangan Deno-Madur.
Tahun 2015, komunitas yang berani mendeklarasi dukungan terhadap Deno-Madur hanya ‘Garda Muda’. Sedangkan Pilkada tahun 2020, ada begitu banyak simpul dan unsur yang mendeklarasi dukungan politik terhadap paket Deno-Madur.
“Saya senang mereka berkumpul dalam wadah untuk menghindari politik yang tidak santun dan politik premanisme,” ujarnya.
Paket Deno-Madur Kerap Dicaci Maki
Anggota DPRD NTT Yeni Veronika dalam orasinya juga mengaku bangga dan senang melihat kaum ibu yang tergabung dalam Kipas, yang memang menyatakan dirinya sebagai pemilih cerdas dengan mengedepankan politik santun.
Sebab, kata dia, dinamika politik di Manggarai sekarang ini sungguh luar biasa. Paket Deno-Madur kerap dicaci maki, dihina, bahkan difitnah baik itu di media sosial maupun secara langsung.
“Sebagai politisi, saya sangat sayangkan politik begini di Manggarai. Di mana letak budaya kita yang selalu mengajarkan kekeluargaan dan kebersamaan?” tukas Yeni yang adalah istri Bupati Manggarai Deno Kamelus itu.
Yeni menyatakan pilihan politik boleh berbeda, sebab Indonesia adalah negara demokrasi. Perbedaan tentu saja hal biasa, tetapi seharusnya tetap mengedepankan etika.
“Memenangkan sebuah pertarungan harus dengan cara terhormat. Siap menang, maka harus siap kalah. Jangan mental siap menang, tetapi tidak siap kalah,” tegas politisi PAN itu.
Penulis: Ardy Abba