Ruteng, Vox NTT- Universitas Katolik Indonesia (Unika) Santu Paulus Ruteng menggelar sosialisasi kebijakan Tridharma perguruan tinggi, Selasa (2/9/2020) hingga Kamis (4/9/2020).
Kegiatan yang dikordinasi oleh Wakil Rektor (Warek) I, Dr. Fransiska Widyawati, M. Hum diikuti semua dosen dari 11 program studi yang ada di Kampus itu.
Kegiatan yang berlangsung di Aula Lantai 5 Gedung Utama Timur Unika St. Paulus Ruteng ini juga menggelarkan workshop pembelajaran dalam jaringan (daring) menggunakan aplikasi e-learning, moodle.
Dalam rilis yang diterima VoxNtt.com, Jumat (04/09/) siang menyebut kegiatan tersebut merupakan kebijakan Pelaksanaan Tridharma Semester Ganjil TA 2020/2021 di tengah masa pendemi covid-19.
Rektor Unika Santu Paulus Ruteng, Dr. Yohanes S. Lon, M.A. memberikan sambutan sekaligus menyampaikan materi tentang Kebijakan Tridharma di Unika St. Paulus Ruteng pada Semester Ganjil Tahun Akademik 2020/2021.
Di awal paparannya, Romo Yohanes S. Lon menyatakan, pandemi Covid-19 yang melanda dunia menghadirkan tantangan sekaligus peluang bagi proses pendidikan di Unika St. Paulus Ruteng.
“Merebaknya pandemi Covid-19 ini menghadapkan kita pada aneka tantangan. Tantangan-tantangan itu antara lain: tantangan melawan kebiasaan kuliah konvensional, di mana kita mengubah kebiasaan, pola pikir, pola kerja dan pola sikap,” ujarnya.
Selain itu, kata dia, ada juga tantangan seputar pelaksanaan program dan kegiatan.
“Ada banyak kegiatan yang tidak bisa kita jalankan. Semua tantangan ini dirasa berat karena sumber daya kita yang masih terbatas, baik itu sumber daya manusia, maupun sumber daya lainnya,” tambahnya.
Di sisi lain, Rm. Yohanes mengakui, pandemi ini juga memberikan banyak peluang kepada seluruh jajaran akademika St. Paulus Ruteng untuk lebih kreatif mengelola pergutuan tinggi.
“Pandemi ini juga memberi kita banyak peluang. Peluang untuk lebih kreatif mengelola perguruan tinggi, peluang untuk meningkatkan mutu SDM, fasilitas dan skill, baik personal maupun lembaga,” ujarnya.
Selain itu, kata dia, ini juga menjadi peluang bagi Unika St. Paulus Ruteng untuk menjadi kampus digital, peluang untuk mendapatkan lebih banyak mahasiswa dan peluang untuk meningkatkan budaya mutu.
Selanjutnya, Sang Rektor menyampaikan poin-poin kebijakan pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi pada semester ganjil tahun akademik 2020/2021, yang didasarkan pada kebijakan dari kementerian dan evaluasi terhadap pelaksanaan Tri Dharma pada semester sebelumnya.
Mengacu pada kebijakan nasional dari kementerian dan evaluasi terhadap pelaksanaan Tri Dharma pada semester lalu, beberapa kebijakan tridharma yang disampaikannya adalah sebagai berikut:
Pertama, kegiatan Tridharma yang dilaksanakan harus menjamin transparansi, ankutabilitas dan tersistem.
Kedua, semua kegiatan dosen dan atau pegawai harus menjamin hak mahasiswa untuk mendapat pelayanan yang maksimal dari lembaga ini.
Ketiga, kurangi atau hindari program dan kegiatan yang mengumpulkan orang banyak.
Keempat, program dan budget difokuskan pada pelaksanaan tridharma yang baik dan efektif, penyediaan fasilitas yang dibutuhkan.
Kelima, manfaatkan fasilitas yang disiapkan pemerintah.
Keenam, untuk dharma pengajaran: penetapan tatap muka maksimal 50% dan selebihnya kuliah daring.
Ketujuh, untuk dharma penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (PKM), dosen didorong menghasilkan banyak publikasi ilmiah.
Kedelapan, kegiatan mahasiswa fokus pada program yang punya dampak untuk klasterisasi unika.
Kesembilan, penerapan sistem e-learning yang disiapkan oleh pemerintah untuk menjamin transparansi, ankutabilitas.
Kesepuluh, pelatihan penggunaan moodle dikbud agar semua dosen memiliki pemahaman yang sama, menuju komitmen yang sama agar menghasilkan produk perkuliahan yang maksimal.
Di akhir materi, Sang Rektor menyampaikan terima kasih kepada Tim Warek I dan semua dosen yang sudah terlibat dalam kegiatan ini.
Selain itu, Ia juga meminta komitmen dari semua dosen untuk meningkatkan budaya mutu dan menjawab aneka tantangan serta tuntutan yang ada.
“Harapan saya, setiap dosen wajib memenuhi hak mahasiswa secara optimal dengan memberikan pelayanan Tridharma yang maksimal, transparan, akuntabel, dan tersistem. Setiap dosen diharapkan memiliki komitmen dan budaya mutu. Pelatihan pembelajaran daring dengan sistem moodle dalam hari-hari ini hendaknya bisa menjawab sebagian dari tuntutan-tuntutan di atas,a’ tandasnya.
Ia pun mengajak semua pihak agar dapat menerapkan tridharma itu dalam perkuliahan pada semester ini.
“Mari kita serius mengikutinya dan kemudian menerapkannya dalam perkuliahan kita terutama di masa pandemi covid 19 ini,” pungkasnya.
Pedoman Pelaksanaan Tridharma
Warek I Unika Santu Paulus Ruteng, Dr. Fransiska Widyawati, M.Hum presentasikan materi tentang Sosialisasi Pedoman Pelaksanaan Tridharma.
Warek Frasiska menyatakan, bersama tim kerjanya telah menyusun sejumlah pedoman, baik di bidang pengajaran/pendidikan, penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat.
“Kami telah menyusun beberapa pedoman pelaksanaan tridharma di Unika ini,” jelasnya.
Dijelaskannya, terdapat 15 pedoman di bidang pengajaran, 9 pedoman di bidang penelitian dan 8 pedoman di bidang PKM.
Selanjutnya, Ia menguraikan beberapa penegasan teknis terkait pelaksanaan perkuliahan pada semester ini.
Melanjutkan apa yang disampaikan Rektor, ia menjelaskan bahwa perkuliahan semester ini akan dijalankan dengan model campuran, sebagian dilangsungkan secara luring (luar jaringan) dan sebagian lain dilaksanakan secara daring.
“Seperti yang disampaikan Romo Rektor, model perkuliahan kita semester ini adalah blended atau campuran antara tatap muka dan dalam jaringan dan tatap mukanya maksimal 50% atau 7 pertemuan,” terang Fransiska.
Ia menegaskan, dua pertemuan awal untuk sosialisisasi e-learning dan RPS dosen kepada mahasiswa dilakukan secara langsung. Sementara sisanya dilangsungkan dalam jaringan.
Perkuliahan dalam jaringan lanjut dia, hanya menggunakan Learning Management System (LMS) yang terintegrasi dengan siakad-website kampus yakni moodle.
“Dengan moodle, kami bisa memonitoring dan evaluasi langsung pada sistem; siapa akses apa dan kapan, dan lain-lain. Selain itu, hanya sistem ini yang juga dihitung dalam penilaian kinerja pembelajaran daring oleh kementerian,” urainya.
Ia juga menjelaskan tentang kebijakan kampus merdeka belajar, skema hibah serta monev penelitan dan PKM dan integrasi penelitian dan pembelajaran.
Mengakhiri pemaparan materinya, Ia juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada tim workshop warek I dan semua dosen yang telah terlibat dalam kegiatan ini.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada tim workshop pembelajaran daring dengan Moodle hari ini. Terima kasih khusus kepada Pak Redy Jaya selaku pemateri, tim warek I dan semua dosen yang hadir,” tutupnya.
Workhsop Pembelajaran Daring dengan Moodle
Rangakain kegiatan selama tiga hari ini juga diisi dengan workshop pembelajaran daring dengan menggunakan aplikasi moodle.
Pemateri sekaligus mentor dalam pelatihan ini adalah Dosen Unika Santu Paulus Ruteng, Petrus Redy P Jaya, S.Fil., M.Pd.
Workshop itu dipandu oleh Sekretaris Warek I, Alberta P. Makur., S.Si., M.Pd selaku moderator.
Dalam pengantarnya, moderator menyatakan bahwa narasumber atau mentor pelatihan ini merupakan pengguna paling aktif aplikasi ini dalam beberapa semester terakhir.
“Dalam pantauan kami, Pak Redy, narasumber dan mentor kita hari ini, adalah dosen yang paling aktif menggunakan aplikasi ini. Dia juga sudah secara optimal menggunakan berbagai fitur dalam aplikasi ini, dalam perkuliahannya selama ini. Itulah sebanya, kami meminta bantuan beliau untuk membagikan pengetahuan, pengalaman dan keahliannya kepada kita semua,” ujar Alberta.
Selanjutnya, mentor pelatihan ini mulai memperkenalkan aplikasi moodle dan melatih para dosen bagaimana menggunakannya.
Pada awal presentasinya, Pak Redy, demikian ia disapa menyampaikan, dirinya mengenal dan bisa mengoperasikan aplikasi ini setelah belajar secara otodidak.
Selain itu, Ia juga menjelaskan sejumlah kelebihan aplikasi ini dibandingkan platform atau aplikasi yang lainnya.
“Saya mengenal dan mengetahui cara menggunakan aplikasi ini dengan belajar sendiri dari berbagai video tutorial yang banyak tersedia secara online. Banyak kelebihan aplikasi ini dibandingkan dengan aplikasi pembelajaran daring lainnya, antara lain fitur-fiturnya yang banyak dan interaktif. Selain itu, kita bisa mengontrol siapa yang mengaksesnya, aktivitas saat mengakses dan lain-lainnya,” katanya.
Setelah itu, para dosen mulai dilatih untuk mengenal dan mempraktikkan langkah-langkah penggunaan aplikasi ini dengan aneka fiturnya yang menarik.
Para dosen tampak antusias mengikuti pelatihan ini dan berharap bisa segera mengoperasikannya dalam perkuliahan semester ini.
Penulis: Leo Jehatu
Editor: Boni J