*) Puisi-puisi Matias Aleksandro Sogemaking
Petak umpet
Saya menutup mata
Menghitung satu sampai sepuluh
Dan berpikir
Orang yang jalannya paling keren
Menyembunyikan tangannya
Dalam saku celana.
Tiga Hal yang Saya Kenang dari Kantong Ajaib Doraemon
Pintu Ke mana Saja
Saya ingat pernah ingin salah satu dari delapan pintu di rumah dapat membawa sekeluarga pergi berlibur ke pantai, taman, toko buku, restoran cepat saji, atau kampung halaman dengan paling ringkas dan bebas macet. Tapi apa daya, pintu di rumah ini hanya bekas tubuh kayu jati yang mati.
Baling-Baling Bambu
Saya suka pada langit. Itu sudah pasti. Karena kata pastor, doa-doa terbang ke atas bukan ke bawah. Kata bapa, adanya surga di balik awan buat manusia itu harus tumbuh ke atas bukan ke samping. Kata pesawat dengan dengung mesin-sewaktu saya berada dalam dirinya-punggung kau tak ada sayap dan rentan gemetar; apa nyawa kau yakin untuk butuh terbang perluh jatuh dahulu? Memang, nyata selalu dekat dan kita lelah meninggikan perihal yang sederhana.
Nobita
Dia pernah ada dalam kantong ajaibnya doraemon. Beberapa kali. Dan hal paling konyol ketika ia masuk dengan senter pengecil dan mencuri mesin waktu agar menemui neneknya di masa lalu. Dan entah. Saya masih saja tetap tertawa pada sesuatu yang menyedihkan kedua mata.
2020
Perempatan jalan
Kau selalu ada di kepala
Lebih tepatnya,
Saya mengunjungi kau dengan cara amat jauh
2020
Seekor ular
Waktu itu saya tujuh tahun
Dengan menganga depan pintu
Mulut saya berdesis seperti ular
Berkata-kata yang mengenal
Huruf-huruf mati
(Serta gema yang lain dalam dada)
Dan ibu masih sejam lalu
Berkeringat menindih ayah
Yang nyenyak dalam mabuk anggur
Saat sebelumnya mencuri sebotol
Di kapela
Minggu depannya
Saya juga belajar mencuri
Kali ini sebuah apel di atas altar
Yang sedikit terlambat diambil
Yang jadi licin dan licik
Di banding pastor setelah memimpin
Perayaan tadi pagi
Tiba di rumah
Ibu malah memukulku
“Kau tahu
Alasan ibu
Malu telanjang
Depan ayah?”
Saya terpaksa
Berdesis sekali lagi
Mungkin ia akan mengerti
Untuk apa apel ini dicuri
2020
Memperbaiki Jendela
Di kamar ada jendela
Yang pecah akibat pukulan saya
Setelah saya kalah
Adu tatap dengan mata si kucing
Pertandingannya sangat tiba-tiba
Si kucing nongol lalu melihat mata saya
Saya balas melihat matanya
Dan jendela, hamparan hampa antara mata kami berdua
Mungkin juga memperebutkannya
Sampai mata kucing itu tak pernah berkedip
Dan saya menolak tidak
Sebagai satu-satunya orang yang menahan perih
Atau kehilangan cara menangis dari masa kecil
Ia pun pulang sehabis terkejut
Saya berdiam sehabis memukul
Kaca jendela
Retak dan tidak lagi
Melihat paling seru di jalanan
Juga rumah tetangga yang punya anak cantik
Besok saya harus memperbaikinya
Sebaiknya minta maaf pertama
Beralasan kepala saya penuh dengan harapan
Menemukan anak tetangga yang cantik itu
Tapi malah bertemu si kucing
Walau saya tidak yakin apa jendela ini
Satu-satunya tempat
Saya dapat menggunakan mata
Secara baik
2020
*Penulis dengan nama lengkap Matias Aleksandro Sogemaking adalah alumni seminari Hokeng. Kini berdomisili di Kupang dan melanjutkan pendidikan di fakultas ilmu sosial dan politik UNWIRA sebagai mahasiswa program studi komunikasi.