Betun, Vox NTT- Pasangan calon Simon Nahak dan Kim Taolin (SN-KT) berkampanye di Wekfau Desa Fatuaruin, Kecamatan Sasitamean, Kabupaten Malaka, Kamis (08/10/2020).
Dalam kesempatan tersebut, Tarzan salah satu tokoh masyarakat setempat mengatakan, selama hampir lima tahun terakhir ini, masyarakat Dapil III mengalami kesulitan dalam segala hal.
Termasuk di antaranya bantuan dari pemerintah. Menurut Tarzan, bantuan pemerintah masih dikaitkan dengan pilihan politik masyarakat.
“Pesan saya, jika terpilih nanti menjadi pemimpin, harap jangan tipu kami masyarakat kecil. Pengalaman kali lalu sudah menyadarkan kami untuk itu,” pinta Tarzan.
Calon Bupati paket SN-KT, Simon Nahak dalam orasinya mengatakan infrastruktur jalan memang cukup parah. Itu sebabnya, ia mendaulat Kim Taolin untuk mengurus kepentingan pembangunan di Dapil III Malaka.
Menurut Simon, kondisi sebagian besar jalan di Dapil III “goyang-goyang” saat melintas.
Sebab itu, ia berjanji kondisi ini akan menjadi perhatian paket SN-KT dalam rangka memobilisasi hasil pertanian, peternakan dan perkebunan petani.
Sementara itu, calon Wakil Bupati paket SN-KT, Kim Taolin dalam orasinya mengatakan Malaka belum maju dalam pembangunan.
Saat ini misalnya, Malaka tidak punya gedung perkantoran dan rumah jabatan.
Demikian hal lain seperti pembuatan KTP, masih menjadi masalah yang dikeluhkan warga saat ini.
Dikatakan, masalah kepemilikan KTP menjadi tantangan dalam pembangunan. Warga yang tidak memiliki KTP tidak bisa memeroleh hak dalam pembangunan.
“Jika saya bersama pak Simon menjadi Bupati dan Wakil Bupati, masyarakat tidak perlu buang ongkos, waktu dan tenaga untuk turun ke Betun. Petugas akan datang langsung ke tiap desa,” ujar Kim disambut tepuk tangan meriah dari massa yang hadir.
RPM Dinilai Tidak Berhasil
Herman Seran, anggota warga diaspora di Kota Kupang menilai program Revolusi Pertanian Malaka (RPM) tidak berhasil. Padahal, RPM merupakan program unggulan Bupati Malaka Stefanus Bria Seran.
Herman mengatakan tidak ada petani sukses yang kebunnya luas dan tidak ada lumbung yang penuh dengan hasil panen.
Itulah sebabnya, keberhasilan RPM (Revolusi Pertanian Malaka) malah tidak diketahui.
Kata dia, balik tanah gratis dalam RPM tidak menunjukkan keberhasilan dari program tersebut.
“Revolusi pertanian itu harusnya, isi kebun berubah menjadi isi kantong. Jika hal ini tidak berubah, maka masyarakat akan tetap miskin,” kata Herman.
Sementara itu, Juru kampanye paket SN-KT, Benediktus Bria dalam orasinya menyerukan ganti bupati demi perubahan Malaka yang lebih baik.
“Malaka memang berubah tetapi perubahan yang mengalami kemunduran,” sinis Benediktus.
Ia bahkan menegaskan Malaka berubah dan mundur dalam budaya, tradisi adat dan istiadat. Malaka juga mundur dalam pembangunan infrastruktur. Pembangunan jalan misalnya, tidak merata di seluruh pelosok wilayah Kabupaten Malaka.
Penulis: Frido Umrisu Raebesi
Editor: Ardy Abba