Tinggal
Dunia tak seperti biasanya
Tangisan terus bergemuruh
sunyi masih membalut.
Tinggallah,
Biarlah engkau tinggal dan melihat tapak-tapak duka dari balik liang jendela.
Tinggallah
Walau sudah seperti biasanya dunia berjalan,
sudah bersama dalam jarak dunia melangkah.
Tinggallah,
Biarlah jarak menuai rindu,
dan rindumu dalam jarak adalah persembahan puisimu kepada Tuhan bagi dunia.
Tinggallah,
Sebab jarakmu adalah obat bagi dunia,
Tinggallah,
Walau air mata terus mengalir mengiringi bait-bait doa,dan lagi air mata yang tumpah mengantar pulang raga pada tanah,
Tinggallah dan berdoalah,
“Bersabdalah Tuhan,maka kami umatmu akan sembuh”
Ritapiret, Juni 2020.
Bingung
-perihal tanya yang hadir seputar akal.
Kemarin sore di sudut kamar,
Rokok terbakar dan asap mengepul…
Abu jatuh dan luruh di lantai,
“Kenapa rokok terbakar dan jadi abu?”, tanyaku bingung.
“Pada waktunya,kau juga akan jadi debu…”
Nita, 2020
Ora pro nobis
-ibu,inilah anakmu
Masih pagi,
Masih sunyi,di sudut paling sepi
Aku selalu menitip doa
Pada butir-butir kontasmu…
Maumere, Oktober 2020
Pulang
-in Memoriam
Kau telah kembali,
Kau telah berpulang,
Gerimis yang mengalir di dinding pipi memang tak menepis perih,hujan yang ramai dengan suara-suara kehilangan tak akan membangunkan tubuhmu yang terlanjur kaku…
Hanya bunyi doa,merapal harap
Semoga kau Berbahagia…
Ritapiret, awal Oktober 2020
Penulis dilahirkan dan besar di Maumere. Suka puisi. Sedang belajar. Tinggal di Nita.