Ende, Vox NTT-Pastor Josef Wilhelmus Wiese, SVD menghembus napas terakhir pada Sabtu (14/11/2020) pagi di Klinik Pratama Susteran KFS Ratedosa, Mbay, Kabupaten Nagekeo. Ia adalah pastor asal negara Jerman yang sudah 58 tahun bertugas di Flores, Nusa Tenggara Timur.
Jejak utusan pelayanan di Flores-Indonesia memang sudah terekam oleh umat basis tempat ia mengabdi. Sejak tahun 1962, pastor ini justru dikenal sebagai tokoh pembangunan.
Sebelum meninggal dunia, pastor Josef memang melepas banyak kenangan baik untuk umat Boanio maupun umat Ndora, Nagekeo. Hal itu terbukti dengan catatan riwayat yang dibacakan saat misa requiem serta riwayat oleh petinggi gereja.
Mengenai sosok pastor Josef Wiese dalam pengabdian perutusan sebagai Imam Katolik, diuraikan Uskup Agung Ende Mgr. Vincentius Sensi Potokota, Pr dalam upacara perayaan misa requiem di Gereja Boanio, Minggu (15/11/2020) siang.
Uskup Sensi menyebutkan Pastor Josef telah meninggalkan banyak hal positif terhadap umat di Keuskupan Agung Ende sebelum ia tutup usia. Almarhum ialah orang Jerman yang telah membangun masyarakat Flores dan Indonesia secara umumnya.
Untuk itu, Uskup Sensi mengajak seluruh umat agar selalu bersyukur atas pengabdian pastor yang meninggal pada usia ke-88 itu. Ucapan syukur sebagai tanda penghormatan terhadap almarhum yang telah bekerja keras membangun umat di Flores dan Indonesia.
“Pater Yosep ialah pastor besi beton dan pastor semen. Kenyataan begitu, bangunan memang ada. Tapi itulah bagian dari dia temukan, dia cari. Itulah hidup yang utuh, hidup yang berkecukupan dan berlimpah kalau boleh,” tutur Uskup Sensi di akhir misa requiem.
Uskup Sensi menambahkan Pastor Josef telah membelah dan mempertahankan kemartabatan sejak bertugas di Indonesia. Ia mengajarkan kepada umat tentang cara bekerja keras, cara mengasihi sesama umat manusia.
Terhadap jasa-jasanya itu, Uskup Sensi mengajak umat agar tidak lupa berterima kepada almarhum dan kepada SVD telah menyiapkan Pater Josef untuk pelayanan.
“Terima kasih kepada umat yang tidak lupa terhadap jasa-jasa Pater Josef seperti kacang tidak lupa kulit.Terima kasih terhadap Pater Josef atas pengabdiannya di tengah-tengah kita. Terima kasih kepada SVD telah menyiapkan Pater Josef untuk melayani umat. Terima kasih kepada Tuhan yang dengan karya besar-Nya melimpah kepada umat melalui Pater Josef,” kata Uskup Sensi.
Mengenai tugas dan pelayaan Pater Yosef juga diungkapkan Bupati Nagekeo dr. Yohanes Don Bosco Do. Menurutnya, almarhum telah mengajarkan identitas terhadap umat dan masyarakat Nagekeo.
Bupati Don menyatakan selama mengabdi di Paroki Ndora dan Boanio, Pater Josef mengajarkan umat dan masyarakat untuk dapat mengenal diri sendiri.
“Mengajarkan umat untuk bekerja keras dan mengenal diri sendiri. Pater Josef mengajarkan kita tentang identitas dari zaman dulu dimana hidup kita masih susah payah,” kata Bupati Don.
“Sebagai umat, kami sangat berterima kasih atas jasa-jasanya. Almarhum sudah meninggalkan banyak hal kepada kita, untuk itu kami berterima kasih dan mendoakan agar diterima di sisi Tuhan,” lanjut dia.
Sementara Provinsial SVD Ende, Pater Lukas Jua menjelaskan pada Agustus 1962 Pastor Josef Wiese memulai belajar berbahasa Indonesia di Mataloko. Ia kemudian ditugaskan sebagai pastor pembantu di Paroki Boawae pada tahun 1963-1964.
Tahun 1964 Pastor Josef ditugaskan sebagai Pastor Paroki Ndora hingga tahun 1981. Kemudian Pastor paroki Wekaseko merangkap Paroki Boanio pada September 1981 sampai November 1991.
Tahun 1991-1992 Pastor Paroki Boanio merangkap Paroki Ndora dan Pastor Paroki Boanio pada Tahun 1992 hingga Mei 1998. Pastor Josef menjalani masa pensiun sambil bertugas sebagai pastor pembantu Paroki Boanio pada Tahun 1998-2003. Kemudian pensiun murni tanpa tugas lagi pada 2004 hingga sekarang.
Pater Lukas menerangkan, almarhum telah berjanji untuk menghabiskan masa hidup di Paroki Boanio. Untuk itu, SVD mengucapkan terima kasih kepada seluruh umat yang telah mengenangnya selama masa pelayanan di Nagekeo.
Penulis: Ian Bala
Editor: Ardy Abba