Kupang, Vox NTT-Meski masih dalam masa pandemi Covid-19, rupanya Provinsi Nusa Tenggara Timur masih menjadi daerah tujuan banyak investor.
Per Sabtu, 12 Desember 2020, realisasi investasi yang diperoleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 217.976 U$ Dolar.
“Jumlah tenaga kerja sebanyak 5079 orang,” kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu NTT, Marsianus Jawa, di Kupang, Sabtu (12/12/2020) kemarin.
Dari sisi pengelompokan, jelas dia, sektor investasi listrik, gas dan air menempati urutan tertinggi, yakni sebesar 48,074, U$ Dolar. Kemudian, disusul hotel dan restoran. Setelah itu baru tanaman pangan, pertanian dan peternakan.
Sementara perizinan, lanjut Marsianus, per 10 Desember 2020 ada sebanyak 4568 izin. Dari total tersebut terbanyak ditempati izin penelitian, yakni 3045, disusul perikanan dan kelautan, SIUP dan SIPI dan bidang energi dan sumber daya mineral sebanyak 146 izin.
Menurut Marsianus, minat investor terbesar pada bidang energi ada di Sumba dan Timor. Di daerah ini animo investor sangat tinggi dan pemerintah pun tetap memfasilitasinya.
“Soal garam saya kemarin sudah bertemu satu investor dan pertemukan dia dengan Bupati Sumba Tengah. Pokoknya Pak Gubernur arahkan di dua Kabupaten Sumba Tengah dan Sumba Timur, nanti dia sendiri yang tentukan,” jelas Marsianus.
Perbaiki Pelayanan
Sementara, Kabid Perizinan pada Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Pemprov NTT, Frans Samon, menjelaskan kualitas pelayanan di kantornya selalu diperbaiki.
“Ada bagian pelayanan yang ketika perizinan tersebut membutuhkan pertimbangan teknis dari dinas tertentu kita akan lakukan sampai mendapatkan rekomendasi. Kalau sudah selesai bisa dalam waktu menit perizinan bisa selesai,” kata Frans.
Menurut dia, Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Pemprov NTT memberlakukan aturan agar menghindari gratifikasi. Bagi pemohon tidak boleh melewati pintu batas yang digunakan dinas itu.
Untuk memperbaiki percepatan pelayanan, lanjut dia, terdapat dua inovasi yang dikembangkan, yakni inovasi digital dan non-digital.
“Kalau digital kami namai aplikasi spesial NTT. Nanti ke depan semoga bisa terintegrasi secara elektronik melalui OSS yang sekarang sementara dipakai. Praktiknya belum 100 persen karena terkendala kapasitas jaringan,” jelasnya.
Sedangkan, inovasi non-digital pertama Sijempol, yakni sistem jemput bola langsung untuk suatu daerah yang memiliki banyak permintaan.
“Jadi proses naskah sampai keluarnya perizinan langsung di lokasi,” jelas Frans.
Kedua, PISER, yakni penyerahan izin secara langsung.
“Itu baru kami lakukan di beberapa tempat di Kupang dan sekitarnya. Semua proses perizinan gratis tanpa dipungut biaya,” tandasnya.
Penulis: Ronis Natom
Editor: Ardy Abba