Oleh: Patrick Poto
Balada Pengharapan
Saat itu waktu mengizinkanku untuk berharap
Dan tak lupa aku dikecam oleh perjuangan.
Semua telah terkumpul bagai balada yang siap mengiring
Setiap denyutan detik.
Boleh kutahu bukan?saat semua menatapku begitu
Semua telah kucurahkan pada waktu
Dan jika kau ingin tahu segera mungkin
Maka biarlah dirimu dirayu perihnya kisahku.
Dentuman waktu tak pernah berpikir untuk berhenti
Saat semua sibuk merajuk benang lara
Haruskah ku nyanyikan di malam ini
Biar semua mendengarkan merdunya suara bukan?
Untuk Sebuah Nama”Apriliana”
Ya itu bukan namamu?saat ku jumpaimu
Di sela-sela perbincangan itu.
Saat angin menghembus setangkai daun di sore itu
Kita sempat melihatnya dan kau mulai berkata-kata
Yang mungkin kita sendiri tak tahu apa artinya itu.
Yang kuingat saat itu hanya namamu,ya namamu?
Dan setelah pertemuan itu berlalu
Kita pun berjanji akan selalu berada kembali
Di tempat itu lagi, dengan membawa semua yang waktu minta.
Penulis adalah penyuka sastra dan penikmat kopi