Labuan Bajo, Vox NTT- Mantan Bupati Manggarai Deno Kamelus menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) Selasa (06/04/2021) malam, pukul 22.20 Wita.
BACA JUGA: Deno Kamelus Tutup Usia
Rino Deno anak sulung Deno Kamelus menyebut bahwa ayahnya itu sangat menyayangi Kabupaten Manggarai.
“Bapa itu lebih banyak meluangkan waktu untuk masyarakat Manggarai, karena jujur dia sangat sayang dengan Kabupaten Manggarai,” ungkap Rino kepada VoxNtt.com, Rabu (07/04/2021).
BACA JUGA: Hingga Kini Jenazah Deno Kamelus Masih Disemayamkan di Rumah Siloam Labuan Bajo
Ia menjelaskan, ayahnya selalu mengatakan bahwa masyarakat Manggarai lebih membutuhkan dirinya.
“Bapa selalu bilang kalau di luar sana banyak orang yang membutuhkan bapa, dibandingkan kamu sebagai anak-anaknya bapa. Jadi kamu harus memaklumi, bapa sebagai kepala daerah, wakil kepala daerah, bapa itu harus punya jasa yang harus diberikan kepada masyarakat,” katanya.
BACA JUGA: Jenazah Mantan Bupati Manggarai Deno Kamelus Diantar ke Ruteng
Rino mengaku bahwa ia dan adik-adiknya sangat memaklumi atas tugas yang diemban oleh ayahnya.
“Jadi kami maklumi itu bapa sebagai pejabat daerah 15 tahun,” jelasnya.
Sebelumnya, ia menceritakan, sebelum meninggal dunia dirinya mendapat pesan dari ayahnya.
Pesan Deno Kamelus untuk anak-anaknya kata Rino, yaitu harus menjadi berkat untuk orang lain.
BACA JUGA: Bupati Edi Endi: Deno Kamelus Sosok yang Sangat Konsisten, Visioner dan Tegas
“Kita ini hidup cuma sekali di dunia, jadi harus jadi berkat untuk orang lain,” kata Rino mengulangi pesan almarhum Deno Kamelus kepada dirinya.
Di mata Rino almarhum Deno Kamelus merupakan sosok ayah yang pemberani dan selalu mengajarkan untuk tetap rendah hati.
“Bapa itu adalah orang yang pemberani, selalu mengajarkan kami untuk tetap rendah hati dan tidak boleh berbohong dengan orang,” jelas Rino.
Ia menambahkan, almarhum Deno Kamelus merupakan sosok yang sangat menyayangi anak-anaknya. Dia juga rela berkorban untuk kebaikan anak-anaknya.
“Bapa itu sangat menyayangi anak-anaknya, dia juga rela berkorban untuk anak-anaknya dan sosok ayah yang mengajarkan kami agar tidak cengeng,” tambahnya.
Sebelum meninggal, Deno Kamelus dirawat di Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo selama dua minggu.
“Selama ini bapa dirawat di rumah sakit selama dua minggu,” ungkap Rino.
BACA JUGA: Sebelum Meninggal Dunia, Deno Kamelus Dirawat di Rumah Sakit Selama Dua Minggu
Rino menjelaskan, sebelum masuk rumah sakit, Deno Kamelus sempat mengalami drop.
“Jadi untuk perkembangan bapa yang pertama adalah bapa drop itu sekitar tanggal 25 Maret. Pada saat bapa drop itu kondisinya kalau dilihat dari fisik dan cara pola makannya bapa sempat menurun,” jelasnya.
Karena itu kata Rino, RSUD Ben Mboi Ruteng menyarankan untuk dibawa langsung ke RS Siloam Labuan Bajo.
“Oleh karena itu tanggal 25, kami disarankan dari RSUD Ruteng untuk membawa langsung bapa ke Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo,” ungkap Rino.
Ia menjelaskan, sebelum dibawa ke Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo, kesadaran Deno Kamelus berada pada level 7.
“Sampai di sini memang dokter menjelaskan terutama dokter spesial bahwa kesadaran bapa itu waktu di Ruteng berada pada level 7. Tapi karena guncangan di jalan, lubang di jalan dan belokan dan lain sebagainya menyebabkan bapa drop hingga turun sampai level 3,” ujarnya.
BACA JUGA: Pesan Terakhir Almarhum Deno Kamelus untuk Anak-anaknya
Pihak rumah sakit kata Rino, sudah berusaha semaksimal mungkin agar ayahnya dirujuk ke rumah sakit luar.
Kendati demikian lanjutnya, tidak ada satupun rumah sakit Tipe A yang menerima.
“Oleh karena itu dari pihak rumah sakit memaksimalkan obat-obatan dan alat bagaimana agar bapa itu bisa dirujuk ke rumah sakit luar. Tapi, nyatanya tidak ada satupun rumah sakit yang Tipe A menerima bapa sehingga sampai sekarang bapa tetap dirawat di Rumah Sakit Labuan Bajo dan sampai meninggal,” jelasnya.
Informasi yang dihimpun VoxNtt.com, jenazah mantan Bupati Manggarai Deno Kamelus disemayamkan di rumah pribadinya di Carep Ruteng, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai.
Penulis: Sello Jome
Editor: Ardy Abba